Dalam dua pekan terakhir, aktivitas di dapur magma Gunung Bromo mulai mereda, kata Hendra Gunawan, Kepala Pengamatan dan Penyelidikan Gunung Api Wilayah Barat Pusat Vulkanologi, Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG), Selasa (23/2/2016).
“Sudah hampir dua minggu ini sudah cenderung menurun secara perlahan. Dua hari terakhir ini penurunannya semakin jelas. Baik amplitudo tremor maupun tinggi kolom asap,” katanya kepada Sentral FM.
Sesuai hasil pengamatan PVMBG di Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Gunung Bromo hari ini, Selasa (23/2/2016) pukul 00.00 sampai 06.00 WIB, asap bercampur debu vulkanik dari kawah teramati putih tipis-sedang dengan tekanan lemah-sedang.
Ketinggian asap berkisar 400 meter dari puncak kawah (mdpk) atau 2.729 mdpl ke arah barat dan barat daya. Selain itu tercium bau belerang ringan di pos PGA Bromo. Dari pengamatan seismik, kegempaan tremor telah menurun di amplitudo 1-5 mm dan dominan pada 2 mm. Padahal dua pekan sebelumnya amplitudo maksimal masih berada di kisaran 36 mm dan dominan pada 9 sampai 12 mm.
Secara visual cuaca terpantau cerah-mendung, angin tenang dan suhu berkisar antara 10 sampai 13 derajat celcius. Hingga pengamatan Gunung Bromo jelas meski diliputi kabut. “Aktivitas vulkanik Gunung Bromo memang secara perlanan terus menurun meski statusnya maish tetap Siaga (level III),” kata Hendra Gunawan.(her/iss/rst)