Dari rombongan 913 Calon Jamaah Haji (CJH) asal Kabupaten Lumajang tercatat 24 JCH yang memiliki resiko kesehatan tinggi.
Hal ini sesuai data hasil pemeriksaan medis Dinas Kesehatan (Dinkes) yang dilaporkan kepada panitia pemberangkatan jamaah haji dari Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Lumajang.
Drs H Asat Malik, Mag Bupati yang melepas keberangkatan mereka bersama Forkopimda juga mendapatkan laporan tersebut. Ia mengatakan, memang ada 24 CJH yang diberangkatkan dalam kondisi kesehatan berisiko tinggi.
“Dikatakan berisiko tinggi itu karena penyakit tertentu dan bahkan ada yang statusnya rawat jalan, tetap diberangkatkan juga. Ada juga yang karena faktor usia, sebab rata-rata jamaah kita ini berusia lanjut. Mereka juga masih menunggu 8 tahun untuk diberangkatkan ke tanah suci sejak mendaftar. Padahal saat daftar usianya sudah 65 tahun, sehingga ketika berangkat sudah 73 tahun,” katanya.
Akan tetapi, karena para CJH dengan risiko kesehatan tinggi ini diperbolehkan berangkat ke tanah suci dalam kondisi seperti itu, maka panitia pemberangkatan haji menyiapkan pelayanan khusus.
Pelayanan yang diberikan, masih menurutnya, adalah pendampingan tenaga medis bagi ke-24 JCH dengan data rekam medis memiliki risiko kesehatan tinggi ini selama menjalani ibadah di tanah suci.
“Pendampingan tenaga medis, dalam hal ini dokter sudah disiapkan sejak dari Lumajang ini. Kantor Kemenag Kabupaten Lumajang sudah mempersiapkan itu dengan baik agar para CJH dengan risiko kesehatan tinggi ini bisa lancar melaksanakan ibadah selama di tanah suci nanti,” paparnya.
Dalam kesempatan memberangkatkan 10 bus rombongan CJH Lumajang dari kloter 58 hari ini, Asat Malik Bupati berpesan agar mereka membawa nama baik Indonesia diantara jamaah haji lainnya selama di tanah suci.
“Pasalnya, jamaah haji kita merupakan rombongan yang dikenal sopan di sana. Ini harus dipertahankan. Jangan sampai jamaah mencoreng nama baik Indonesia yang sudah terkenal Istiqomah ibadahnya. Pesan ini juga saya tekankan kepada 80 PNS Pemkab Lumajang yang berangkat berhaji. Selain saya minta mereka juga turut mendoakan Lumajang selama di sana,” terangnya.
Untuk pemberangkatan ke embarkasi Surabaya kali ini, CJH juga telah mendapatkan keringanan karena biayanya sudah ditanggung Pemkab Lumajang melalui dana APBD. Termasuk ketika penjemputan ke debarkasi Surabaya saat pemulangan dan konsumsinya.
“Hanya saja, memang ada kebutuhan lain yang belum dipenuhi juga. Namun ini bisa meringankan jamaah haji Lumajang sekaligus sebagai pelayanan maksimal yang bisa kita berikan kepada mereka,” demikian pungkas Bupati Asat Malik.
Sementara itu seorang CJH Lumajang yang terkategori berusia lanjut, Sujarno (57), warga Jl. Wijaya Kusuma, Kelurahan Ditotrunan, Kecamatan Kota Lumajang mengaku dirinya telah mempersiapkan kesehatan dan kebugarannya dengan rutin olahraga jalan kaki sebelum keberangkatan.
“Olahraga ringan ini memang membuat kondisi fisik saya lebih bugar. Apalagi, saya juga memiliki riwayat kesehatan menderita darah tinggi dan harus membawa bekal obat-obatan yang memang harus saya konsumsi selama di sana,” kata pria yang berstatus Guru SDN Jogoyudan 02 Lumajang ini.
Selain itu, untuk mengantisipasi kondisi cuaca di tanah suci panas ekstrem, ia hanya mempersiapkan handspray air dan masker. “Tapi gini, panas di tanah suci tentu lain dengan panas di sini. Kalau Allah SWT menghendaki, panas di sana bisa terasa dingin sehingga tidak mengganggu ibadah,” jelas Sujarno yang berangkat haji bersama Ny. Sulusiah, istrinya ini. (her/dwi)
Teks Foto :
– Pelepasan JCH Lumajang Kloter 58 di Stadion Semeru.
Foto : Sentral FM.