Hari Rabu (15/6/2016) ini merupakan hari ke-11 hilangnya Lionel Du Creaux (26), survivor pendaki asal Swiss di puncak Gunung Semeru. Selama belasan hari, pendaki bule yang melakukan ekspedisi bersama Alice Guignard, rekannya asal Perancis itu harus survival (bertahan hidup, red) di tengah kerasnya medan gunung tertinggi di Pulau Jawa tersebut.
Sampai saat ini, upaya pencarian terhadapnya melalui Open SAR yang telah memasuki hari ke-7, karena baru ditetapkan sejak Kamis (9/6/2016) oleh Balai Besar TNBTS (Taman Nasional Bromo Tengger Semeru), masih terus dilakukan.
“Bahkan, SOP (Standar Operasional Prosedur) Open SAR yang dibatasi selama 7 hari, diputuskan diperpanjang atas permintaan Kedutaan Besar (Kedubes) Swiss di Indonesia,” kata Hendro Wahyono Plt Kepala BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kabupaten Lumajang kepada Sentral FM.
Menurutnya, pencarian masih tetap dilakukan dengan perkuatan personil dalam jumlah tetap seperti hari sebelumnya. “Seluruh personel SAR tetap dibagi 8 Sru, dengan 6 Sru melakukman penyisiran di areal yang masih sama dan 2 Sru lainnya off sebagai cadangan untuk beristirahat di Flying Camp,” katanya.
Area pencariannya, masih tetap untuk mengidentifikasi jejak di sekitar Blank 75, Gunung Boto, Ranu Kuning, air terjun Punuk dan Tempuk, kawasan Coban Tompe, Sumbermani, Watuklosot, Kalimati hingga Arcopodo. “Tapi sejauh ini penyisirannya tidak membuahkan hasil,” paparnya.
Dengan panjangnya waktu pencarian pendaki yang hilang ini, Hendro Wahyono maish tetap optimis jika Lionel Du Creaux bisa teap ditemukan. Meski kondisi pendaki ini saat ditemukan tidak bisa dipastikan.
“Sebab, situasi di puncak Semeru itu terus berubah-ubah dan keras. Medannya juga sangat sulit dijangkau. Yang terpenting, survivor bisa melakukan upaya survival dan menemukan air. Dengan begitu, kemungkinan hidupnya sangat tinggi,” terangnya.
Hari ini, lanjut Plt Kepala BPBD Kabupaten Lumajang, bantuan back-up pencarian melalui udara dengan dikirimkannya helikopter drone jenis UAV tanpa awak dari Basarnas Pusat ke Semeru telah tiba. Drone ini dioperasionalkan di Posko SAR Ranupani oleh personel Basarnas.
“Bahkan, Basarnas mengirimkan juga Spesial Grup berjumlah 10 personel untuk membantu upaya pencarianLionel Du Creaux. Drone dan tambahan personil Basarnas di Ranupani tiba tadi malam. Dan hari ini, drone di setting ulang untuk dioperasionalkan menyisir lokasi-lokasi yang sulit dijangkau tim darat,” tutur Hendro Wahyono.
Terkait perpanjangan Open SAR untuk mencari Lionel Du Creaux, Ahmad Susjoto Kepala Bidang Pengelolaan Wilayah II TNBTS di Lumajang menyampaikan, pihak Kedutaan Besar Swiss maupun keluarga survivor menginginkan pencarian dilanjutkan.
TNBTS selaku koordinator Open SAR di lapangan akan mengupayakannya. “Apalagi, pihak Kedutaan Besar Swiss sejauh ini menyerahkan sepenuhnya upaya pencarian Lionel Du Creaux kepada pihak TNBTS,” kata Ahmad Susjoto.
Sementara itu, Arifin, Komandan Basarnas Surabaya yang diperbantukan pada Open SAR di Semeru mengungkapkan, hari ini pencariannya tetap difokuskan di jurang dan cerug punggungan gunung yang diidentifikasi sebagai lokasi tersesatnya Lionel Du Creaux. Meski seluruh titik duga setelah dicek personil SAR darat sejauh ini tidak ada hasilnya atau nihil.
“Jadi, selain pencarian lewat jalur darat ke lokasi yang diidentifikasi sebagai tempat tersesatnya survivor, akan diperkuat lagi pencariannya melalui jalur udara. Fokusnya ke lokasi-lokasi yang tidak tersentuh oleh jalur darat. Dan pendeteksiannya akan dipantau dari Pos SAR Ranupani melalui kamera dan foto udara. Apalagi helikopter drone ini bisa terbang rendah sehingga pendeteksian visualnya lebih akurat. Selain itu, drone ini bisa dioperasionalkan siang maupun malam karena dilengkapi infra red,” kata Arifin. (her/dwi)
Teks Foto :
– Potret Lionel Du Creaux bersama Alice Guignard sebelum melakukan pendakian ke Puncak Semeru.
Foto : Sentral FM/Ist