Menjelang musim hujan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mulai melakukan pemetaan potensi bencana di wilayah Kabupaten Lumajang.
Salah satu potensi bencana yang menjadi bahasan khusus adalah ancaman lahar dingin yang sewaktu-waktu bisa menerjang Daerah Aliran Sungai (DAS) di kaki Gunung Semeru. Diantaranya di DAS Kaliglidik, DAS Kali Rejali dan DAS Kalimujur.
“Volume material vulkanik yang menumpuk di hulu ketiga DAS tersebut sudah mengkhawatirkan,” ujar Purwanto, Sekretaris BPBD Kabupaten Lumajang kepada Sentral FM, Jumat (20/11/2015).
Hasil pemantauan di hulu DAS Kali Rejali di Dusun Oro-Oro Ombo, Desa Pronojiwo dan di hulu sungai Besuk Sat yang menjadi aliran sungai dari DAS Kalimujur, kedalaman DAS, tinggal dua atau tiga meter saja. Ketinggian tumpukan sedimen lahar di DAS tersebut, sudah sama dengan ketinggian pemukiman warga di sekitarnya.
“Jika terjadi terjangan banjir lahar saat musim hujan mendatang, material lahar akan meluap hingga bisa menerjang wilayah permukiman dan lahan pertanian milik warga yang ada di sekitarnya,” katanya.
Untuk itu, BPBD akan memberi masukan kepada As`at Malik Bupati Lumajang, agar aktivitas penambangan tidak hanya memprioritaskan di kawasan hilir saja, tapi juga di kawasan hulu DAS Semeru.
Dengan begitu, maka normalisasi sungai akan terjadi secara alami. Karena, tumpukan sedimen pasir dan bebatuan bisa terus dikeruk dari sempadan sungai.
“Kami juga akan menyarankan, pengerukan pasir juga dilakukan di tengah sempadan sungai. Kalau di pinggiran yang terus-menerus dikeruk, maka plengsengan dan tanggul rawan ambrol,” tuturnya.(her/iss/ipg)
Teks Foto:
-. Kawasan Hulu DAS Semeru dengan volume sedimen material lahar berupa pasir dan bebatuan yang menumpuk.
Foto : Sentral FM