Mayjend Ganif Warsito Panglima Divisi II Infantri TNI AD mengaku siap dilibatkan dalam proses rekonsiliasi pasca peristiwa konflik tambang di Desa Selok Awar-awar, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang.
Warsito mengatakan, prajurit TNI bisa dilibatkan dalam konteks menjaga ketertiban dan keamanan atas koordinasi serta kerjasama Polri dan Pemerintah Daerah.
“Sesuai undang-undang, selain melaksanakan operasi militer perang, TNI juga melaksanakan operasi militer di luar perang,” katanya saat membuka kegiatan TMMD Ke-95 di Alun-Alun Kabupaten Lumajang, Kamis (8/10/2015).
Prajurit TNI di Kabupaten Lumajang, kata dia, bisa dilibatkan untuk mempercepat terjadinya rekonsiliasi warga yang saat ini masih belum benar-benar mereda konfliknya.
“Caranya, bisa dengan melaksanakan sosialisasi wawasan kebangsaan untuk menjaga persatuan dan kesatuan, serta kerukunan diantara warga Negara,” kata Warsito.
Diketahui, hingga hari ini situasi di Desa Selok Awar-Awar masih dilakukan pengamanan dari puluhan personil Polri dibantu Satpol PP. Patroli keliling Desa selama 24 jam masih terus dilakukan. Bahkan, personil juga masih menjadikan Balai Desa setempat sebagai posko pengamanan.
AKP Eko Hari Suprapto Kapolsek Pasirian mengatakan, pengembalian rasa aman diantara warga menjadi fokus aparat kepolisian saat ini dalam pengamanan di Desa.
“Kami memastikan bahwa polisi ada di tengah-tengah masyarakat sehingga mereka merasa aman. Kami juga melakukan pemantauan secara ketat, terhadap kondisi keluarga korban, saksi-saksi dan juga situasi di sekeliling Desa secara keseluruhan,” katanya.(her/bid/rst)
Teks Foto:
– Mayjend Ganif Warsito Panglima Divisi II Infantri TNI AD. Foto: Sentral FM