Potensi kebakaran hutan di lereng Gunung Semeru dan di kawasan Gunung Bromo memasuki musim kemarau ini rentan terjadi. Untuk mengantisipasinya, Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) telah membentuk 5 tim pengendali kebakaran hutan secara terpadu.
Tim terpadu ini melibatkan unsur TNBTS, UPT (Unit Pelaksana Teknis) Dinas Kehutanan Se-Jawa Timur, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), TNI/Polri, Perhutani, Masyarakat Peduli Api dan instansi terkait. Hal ini disampaikan DR Ir Ayu Dewi Utari, Msi Kepala Balai Besar TNBTS ketika dikonfirmasi Sentral FM, Kamis (6/8/2015).
Dikatakannya, sebagai kesiapan untuk penanggulangan kebakaran hutan di kawasan Hutan Gunung Semeru dan Gunung bromo, pertengahan Agustus mendatang Balai Besar TNBTS akan menggelar apel siaga kebakaran hutan. Apel siaga ini akan melibatkan berbagai elemen. Dalam kegiatan tersebut, akan dilakukan simulasi pencegahan dan penanganan kebakaran hutan secara terpadu.
Apel siaga kebakaran hutan ini, masih menurutnya, dipandang penting untuk digelar karena potensi kebakaran hutan di kawasan Gunung Semeru dan Gunung Bromo sangat rentan terjadi. Sebagai bukti, memasuki kemarau kali ini alang-alang dan tanaman perdu di kawasan Pundak Lembu yang masih wilayah Puncak B29 beberapa waktu lalu telah terbakar.
“Peristiwa ini akibat kelalaian. Namun kebakaran di kawasan Puncak Lembu sudah berhasil ditangani. Kebakaran itu berhaisl dipadamkan dalam waktu dua hari. Kita berharap peristiwa itu tidak terulang kembali sehingga peristiwa kebakaran hutan bisa nol. Tapi hal itu impossible. Akan tetapi kami akan terus melakukan upaya pencegahan agar tidak terulang kembali,” paparnya.
Caranya, lanjut Ayu Dewi Utari, dengan melibatkan kesadaran masyarakat untuk sama-sama menjaganya. Balai Besar TNBTS akan terus menyampaikan imbauannya kepada masyarakat, agar sekecil apapun bentuk kelalaian yang bisa memicu terjadinya kebakaran bisa dihindari. (her/dop)
NOW ON AIR SSFM 100
