Penurunan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) masih belum menunjukkan tanda-tanda pasokan stok di SPBU-SPBU di Kabupaten Lumajang menjadi normal. Dampaknya, terjadi panic buying oleh masyarakat atas kebutuhan pembelian BBM.
Sementara, SPBU yang melayani penjualan terbatas karena stok pun juga dipenuhi masyarakat. Sehingga yang terjadi adalah antrean pembelian di berbagai SPBU mengular panjang sampai mencapai satu kilometer memasuki hari kedua diberlakukannya penurunan harga BBM, Selasa, (20/1/2015).
Dari pantauan Sentral FM di SPBU Desa Labruk Lor, Kecamatan Kota Lumajang, antrean masyarakat yang membeli solar maupun premium sedemikian panjangnya. Antrean pembelian di SPBU yang terletak di jalur yang menghubungkan Kota Lumajang menuju Kecamatan Tempeh dan jalur lintas selatan Malang ini, antrean hingga mencapai depan Kantor Dinas Koperasi dan UMKM yang berjarak hampir satu kilometer.
Masyarakat terpaksa berburu dari satu SPBU ke SPBU lainnya. “Tadi pagi saya cek ke SPBU Jl. Gatot Subroto ternyata belum datang kiriman stok BBM dari Pertamina. Di SPBU Bagusari juga demikian. Menjelang siang ini, stok baru datang dan terpaksa kami antre panjang,” kata Fendi (38), warga Kecamatan Kota Lumajang.
Tidak semua masyarakat sabar antre pembelian BBM di SPBU. Khusus pengendara motor yang juga antreannya panjang, ada sebagian diantaranya yang memilih untuk meninggalkan SPBU dan memilih membeli di pedagang eceran BBM di dekat SPBU. Meski harga jualnya dipatok Rp8.000/liter untuk premium.
“Daripada antre panjang, lebih baik beli di pedagang eceran saja. Kalau antre di SPBU, sejam belum tentu saya dilayani. Karena antreannya sangat panjang. Semoga besok tidak terjadi antrean seperti ini lagi dan pengiriman BBM ke SPBU normal kembali,” terang Fendi.
Hal ini ternyata akibat dari 18 SPBU yang beroperasional di wilayah Kabupaten Lumajang, kebanyakan telat mendapatkan pengiriman stok DO dari Pertamina.
Dany Ferdiansyah Wakil Pengelola SPBU Bagusari di Jl. Mahakam, Kelurahan Jogotrunan, Kecamatan Kota Lumajang mengatakan, diperkirakan, Rabu (21/1/2015) pengiriman stok sesuai DO (Delivery Order) ke Pertamina akan lancar kembali. (her/dop/dwi)