Sabtu, 23 November 2024
Terungkap Dalam Investigasi Komnas HAM

Salim Kancil Dikeroyok di Balai Desa, Patroli Polisi Cuma Lewat

Laporan oleh Sentral FM Lumajang
Bagikan

Ada fakta mengejutkan yang terungkap dalam investigasi yang dilakukan Nur Cholis, SH. MA Ketua Komnas HAM (Komisi Nasional Hak Azasi Manusia) bersama rombongan di lokasi kejadian kasus tambang berdarah di Desa Selok Awar-Awar, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang, Senin (5/10/2015).

Saat melakukan rekontruksi peristiwa yang terjadi dengan mencocokkan keterangan saksi kunci kejadiannya, terungkap fakta bahwa insiden yang menewaskan Salim Kancil dan membuat Tosan luka parah dinilai sebagai perbuatan yang sangat sadis.

Awalnya, Nur Cholis melakukan wawancara dengan Buadi (42), saksi yang melihat langsung pengeroyokan dan penganiayaan sadis terhadap Salim Kancil di Balai Desa Selok Awar-Awar. Oria warga Dusu Krajan I, Desa Selok Awar-Awar tersebut mengungkapkan, bahwa saat kejadian pada 26 September lalu, Salim Kancil dibawa beramai-ramai oleh kelompok preman pendukung Kepala Desa Selok Awar-Awar Hariyono.

“Saat itu, saya sedang lewat di Balai Desa. Kok ada ramai-ramai, saya kira ada kecelakaan, makanya saya berhenti. Ternyata yang terjadi adalah Salim Kancil telah didudukkan oleh kelompok preman yang ikut mengelola tambang pasir illegal tersebut, di lantai keramin pendopo Balai Desa. Waktu itu, saya masih mengira Salim Kancil itu jatuh dari motor dan mau dibawa ke Puskesmas,” katanya.

Salim Kancil, masih katanya, duduk dengan tangan terikat ke belakang menghadap ke barat berjarak satu meter dari tiang paling utara bagian depan. Ia melihat ada 3 orang, Mat Desir menendang mulut Salim Kacil, kemudian Dombir memegang kepala lalu dipukuli. Selanjutnya, Imat yang membawa senjata setrum (alat kejut, red) yang berukuran kecil, menyetruk tubuh Salim Kancil. Yakni di bagian punggung dan pundaknya.

Saat kejadian, lanjut Buadi, sempat melintas mobil patroli polisi dari Polsek Pasirian. Mobil patroli ini melanju pelan dan hanya melintas begitu saja, seolah tidak ada respon. “Padahal di Balai Desa banyak orang dan ada penyiksaan itu. Saya tidak tahu, kenapa mobil patroli polisi kok tidak berhenti,” paparnya.

Setelah itu, Buadi mengaku tidak tahan melihat penyiksaan tersebut, sehingga ia pun langsung keluar dari Balai Desa. Buadi memastikan saat kejadian itu sekitar pukl 07.30. “Di Balai Desa, sebelumnya sudah banyak warga yang melihat. Bahkan siswa PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) di Balai Desa ini juga banyak yang melihat sampai menangis histeris dan dibawa pulang ibunya masing-masing,” terangnya.

Tidak lama juga, kelompok preman itu membagi tim dengan menculik Tosan di rumahnya. Dalam hitungan beberapa menit, tim lain langsung membawa keluar Salim Kancil dari Balai Desa dengan menggunakan motor. Kondisi salim Kancil kondisinya berdarah-darah dari Balai Desa, dengan tangan masih terikat dengan tali berwarna putih ke belakang tubuhnya.

“Setelah itu saya tidak tahu lagi. Sampai saya mendengar kabar Salim Kancil dibunuh dan Tosan luka berat dikeroyok. Karena sebelumnya saya melihat sendiri kejadiannya, ya akhirnya tahu kalau pelakunya kelompok Mat Desir Cs, anak buah Kades Hariyono,” kata Buadi.

Sementara itu, AKP Eko Hari Suprapto Kapolsek Pasirian dikonfirmasi di Balai Desa Selok Awar-Awar membantah adanya indikasi bahwa polisi membiarkan kasus penganiayaan Salim Kancil itu terjadi di Balai Desa dengan keterangan mobil patroli hanya melintas saat kejadian.

“Kami mendapat laporannya itu ada kejadian di rumah Tosan sebagai TKP (Tempat Kejadian Perkara) pertama, jadi langsung ke sana. Kalau tahu ada pengeroyokan Salim Kancil di Balai Desa, tentu kami akan ke sini (Balai Desa, red) dulu. Ngapain ke rumah Tosan dulu,” katanya.

Apalagi, terang Kapolsek, orang-orang dari kelompok pengeroyok masih ada di rumah Tosan. “Jadi kami tidak tahu kalau ada penganiayaan itu. Kalau di Balai Desa ramai-ramai, memang ada banyak anak sekolah itu. Dan mobil patroli Polsek Pasirian jelas lewat di depan Balai Desa, karena jalur itu merupakan jalan satu-satunya,” pungkas AKP Eko Hari Suprapto. (her/ipg)

Teks Foto :
1. Saksi Buadi menjelaskan kronologis pengeroyokan dan penganiayaan sadis di Balai Desa kepada Ketua Komnas HAM Nur Cholis, SH. MA.
2. Ketua Komnas HAM bersama AKP Eko Hari Suprapto Kapolsek Pasirian.
Foto : Sentral FM

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
27o
Kurs