Menjelang peringatan Hari Buruh Internasional atau Mayday pada 1 Mei mendatang, Soekarwo Gubernur Jatim akan menyiapkan tumpeng bagi kado para pekerja. Bahkan, Pakde Karwo, sapaan akrabnya, siap berdialog dengan kalangan buruh bila hal itu diinginkan.
“Mayday itu kan hari libur yang diberikan pemeirntah kepada pekerja. Tujuannya agar para pekerja bisa istirahat. Maka di Provinsi Jatim, akan saya siapkan khusus hari itu untuk buruh. Kalau mau ketemu saya, akan saya temui. Kalau mau selamatan, akan saya carikan tumpeng,” katanya saat menghadiri serah terima memori jabatan Bupati Lumajang di Pendopo Kabupaten Jl. Alun-Alun Selatan, Kamis (23/4/2015).
Lebih-lanjut Pakde Karwo menyampaikan, ia mengajak kalangan buruh untuk mengutamakan dialog. Karena hal itu yang diinginkan buruh dari tahun-ke tahun dalam peringatan Mayday.
“Tahun kemarin, buruh berkumpul di depan Grahadi dan ingin berbicara dengan saya. Kalau seandainya di Grahadi itu ada tanah lagi, akan saya siapkan daripada membuntu jalan. Umpamanya taman itu bisa dibongkar, akan saya lakukan. Kemudian saya suruh kumpul di sana untuk melakukan aksi setiap hari,” paparnya.
Menjelang peringatan Mayday, Pakde Karwo juga mencermati masalah-masalah perburuhan yang sejauh ini menjadi perhatiannya. Diantaranya masalah upah buruh (UMK) yang pasti tidak menemukan titik temu antara buruh dengan Apindo (Asosiasi Pengusaha, red).
“Untuk masalah UMK, bisa dipastikan selalu tidak ada titik temu antara buruh dengan Apindo. Meskipun untuk menghitung UMK sudah ada rumusnya, yakni UMK tahun lalu plus inflasi sama dengan tidak naik,” jelasnya.
Di Provinsi Jatim sendiri, lanjutnya, tercatat hanya 14 perusahaan saja yang mengajukan keberatan. Bahkan, hal ini sudah diajukan dalam konflik perburuhan dan maju di P4D (Penyelesaian Perkara Perburuhan Daerah).
“Ini disebabkan karena ada UMK, mereka (perusahaan) tidak bisa membayar. Itu saja yang terjadi. Selain itu, pengawas perusahaan sejauh ini masih kurang,” demikian pungkas Pakde Karwo. (her/dop/rst)