Saat dua orang warga Desa Selok Awar-Awar, Kecamatan Pasirian, Lumajang ditemukan dalam keadaan tewas dan satu kritis, Sabtu (26/9/2015) pagi, sekelompok warga yang mendukung aktifitas penambangan pasir ternyata mempersiapkan untuk menggelar aksi unjuk rasa.
AKP Eko Hari Suprapto Kapolsek Pasirian ketika dikonfirmasi Sentral FM mengatakan, sebelumnya warga pro tambang telah meminta izin demo ke Mapolsek Lumajang. Sesuai izinnya, demo rencananya akan digelar pukul 10.00 WIB dengan jumlah massa sekitar 100 orang. Namun, kenyataan di lokasi, warga yang berkumpul hanya sekitar 30 orang.
“Personil Polsek Pasirian mem-back up pengamanannya. Bahkan, pukul 07.00 tadi, saya sendiri yang memimpin apel pengamannya di lokasi,” katanya.
Setelah menggelar apel siaga pengamanan aksi demo warga pro tambang, muncul informasi ada dua warga yang diduga dibunuh. “Saat itu juga, kita langsung mendatangi lokasi. Di lokasi sudah sepi, hanya ada kedua korban saja,” katanya.
Terkait pelaku pengeroyokan ini, AKP Eko mengaku pihaknya mengalami kesulitan mendapatkan saksi karena warga memilih bungkam. “Kami tidak bisa menduga-duga karena semuanya masih dalam penyelidikan. Nanti saja setelah semuanya clear. Saya yakin semua akan terungkap,” katanya.
Korban tewas adalah Salim alias Kancil (52), warga Dusun Krajan II, Desa Selok Awar-Awar, Kecamatan Pasirian. Sementara korban kritis adalah Tosan (51), warga Dusun Persil, Desa Selok Awar-Awar, Kecamatan Pasirian.
Salim alias Kancil, korban tewas merupakan pihak yang dirugikan dengan aktifitas penambangan pasir di desanya. Sebab, akibat aktifitas penambangan pasir itu, Salim alias Kancil tidak bisa lagi memanen sawahnya.
“Sedangkan untuk sosok Tosan, merupakan salah-satu tokoh masyarakat di desanya sekaligus ikut mendukung aksi demo penolakan tambang,” kata AKP Eko Hari Suprapto.(her/iss/fik)
NOW ON AIR SSFM 100
