Balai Besar TNBTS (Taman Nasional Bromo Tengger Semeru) membuka kembali jalur pendakian di Gunung Semeru, 1 Mei mendatang. Keputusan ini sesuai hasil Rapat Koordinasi (Rakor) lintas instansi yang digelar di Kantor TNBTS Pengelolaan Wilayah II di Kabupaten Lumajang.
DR Ir Ayu Dewi Utari, Msi Kepala BB TNBTS kepada Sentral FM, Kamis (23/4/2015), mengatakan bahwa Rakor itu dihadiri berbagai instansi, diantaranya petugas vulkanologi di Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Gunung Semeru di Gunung Sawur, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), BPBD Kabupaten Lumajang, Bakesbanglinmas, Tim SAR, Saver, unsur TNI/Polri dan Muspika Senduro.
“Dari hasil Rakor ini, disepakati bahwa jalur pendakian Semeru akan dibuka kembali 1 Mei mendatang. Meski pun sebenarnya saat ini jalur itu siap dibuka,” kata perempuan berhijab ini.
Pasalnya, kegiatan pembersihan jalur dari longsoran, sampah dan juga pengembalian ekosistem sejak penutupan awal Januari lalu, sudah selesai dilakukan. Dimana sejak penutupan ditetapkan, TNBTS menerjunkan personel untuk memantau situasi dan kondisinya serta melakukan kegiatan pemulihan dan pembersihan jalur.
Berdasarkan laporan personel setelah pemantauan lapangan, ditemukan tanah longsor di sejumlah titik di jalur pendakian Gunung Semeru, tepatnya di titik Ranu Kumbolo. “Ada jalur yang putus akibat tanah longsor dekat Ranu Kumbolo,” terangnya.
Artinya, lanjut Ayu Dewi Utari, sejak penutupan dilakukan sering terjadi badai di kawasan Gunung Semeru. Setelah pembersihan jalur dilakukan, personel TNBTS juga kembali melakukan survei lapangan. Ini dilakukan untuk mengetahui kondisi terakhir di jalur pendakian Semeru.
“Dari survey dilaporkan bahwa jalur aman untuk kembali dibuka. Suhu di puncak Semeru juga bersahabat, antara 10 derajat celcius sampai 15 derajat celcius. Setelah itu, baru kami menggelar Rakor untuk menghimpun pertimbangan-pertimbangan dari berbagai instansi guna memutuskan pembukaan jalur pendakiannya,” bebernya.
Dalam Rakor tersebut, bagaimana perkiraan cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjadi pertimbangan, selain dari pihak vulkanologi. “Dari petugas Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi batas pendakian direkomendasikan dari titik Kalimati saja. Karena kawasan puncak Semeru berbahaya dengan potensi terjadinya guguran lava pijar,” jelasnya.
TNBTS juga akan memperketat pengawasan terhadap pendaki yang akan menjelajah adrenalin di Gunung dengan ketinggian 3.676 meter diatas permukaan laut (mdpl) tersebut, agar seluruh rekomendasi tidak dilanggar.
“Pasalnya taruhannya nyawa. Termasuk juga, kami melarang pendaki melakukan pendakian melalui titik di luar jalur resmi di Ranupane. Hal ini mengingat, beberapa waktu lalu ada 16 pendaki yang melakukan pendakian melalui jalur Poncokusumo, Malang yang berhasil kita tangkap dan usir turun,” urainya.
Ayu Dewi Utari juga menambahkan, Balai Besar TNBTS akan membuka booking online pendakian mulai minggu ini juga. Kuota yang ditetapkan saat pendakian dibuka, adalah sebanyak 500 orang pendaki perharinya.
Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi padatnya antrean pendakian setelah resmi dibuka nanti. Pasalnya, sejak jalur pendakian Semeru ditutup, sudah banyak pendaki yang berminat menakhlukkan gunung berjuluk Mahameru tersebut.
“Kami juga mensyaratkan, agar pendaki mempersiapkan diri sebelum melakukan pendakian. Di antaranya dengan membawa surat keterangan dokter, peralatan yang memadai, mematuhi jalur yang ditentukan, tidak membuat api unggun, membawa kembali sampah dan dilarang mendaki melalui jalur selain dari Ranupane,” pungkas Ayu Dewi Utari. (her/ipg)
Teks Foto :
– Pendakian Gunung Semeru.
Foto : Dok. Sentral FM