Mahalnya harga beras di pasaran menjadi peluang bagi Pemkab Lumajang mensosialisasikan Program Si Gempal (Aksi Gemar Makan Palawija).
Program tersebut menggunakan penghasil karbohidrat selain beras, semisal palawija sebagai pengganti nasi dalam menu makanan sehari-hari.
Khairil Diany Kepala Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Lumajang mengatakan, mahalnya harga beras diharapkan tidak menganggu ketahanan pangan masyarakat.
“Masih ada alternatif menu makanan lain yang tidak kalah nikmat dan bergizi untuk disajikan meski tidak menggunakan bahan baku beras,” katanya kepada Sentral FM, Jumat (27/2/2015).
Melalui Program Si Gempal Pemkab Lumajang berupaya untuk menurunkan ketergantungan masyarakat terhadap beras antara satu sampai 1,5 persen dalam waktu tiga tahun ke depan.
“Tujuan program tersebut, kata Khairil, untuk mengurangi mengurangi tingkat konsumsi masyarakat terhadap beras,” katanya.
Khairil mengatakan, sulitnya mengubah kebiasaan masyarakat yang sudah terbiasa mengkonsumsi nasi berusaha diatasi dengan menciptakan beragam menu sehingga menarik minat masyarakat untuk mengkonsumsinya.
“Makanan non beras jika diolah dengan sedemikian rupa, hasilnya sangat menarik. Tidak ubahnya dengan mahanan dengan bahan baku beras. Membutuhkan inovasi menyajikan menu dan itu menjadi tugas ibu-ibu,” katanya. (her/iss/dwi)