Pembangunan infrastruktur sekolah di wilayah rawan bencana, salah satunya di Kabupaten Lumajang, tidak dipersiapkan untuk menghadapi bencana.
Hingga saat ini, beberapa sekolah mengalami kerusakan bahkan runtuh akibat diterjang angin puting beliung. Di antaranya SDN Kandangan 01, Desa Kandangan Kecamatan Senduro dan SDN Sememu 01 Desa Sememu, Kecamatan Pasirian.
Siswa tidak dapat melaksanakan kegiatan belajar mengajar karena kondisi ruang kelas tidak memungkinkan dan belum diperbaiki.
Menanggapi kondisi ini, Asep Bambang Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Lumajang perbaikan baru akan dilakukan pada tahun anggaran 2016 mendatang. “Ke depan akan kita perhatian serius masalah tersebut melalu perencanaan sebelum pembangunannya,” katanya kepada Sentral FM, Rabu (6/5/2015).
Sementara itu, Hendro Wahyono Kabid Pencegahan, Kesiapsiagaan dan Logistik BPBD Kabupatren Lumajang mengungkapkan, untuk infrastruktur bangunan, apalagi sekolah di wilayah rawan bencana, seharusnya disesuaikan kontruksinya.
Apalagi jika bangunan tersebut adalah sekolah yang digunakan untuk aktivitas belajar mengajar siswa dalam jumlah banyak. Pembangunan kontruksinya seharusnya lebih kokoh dibandingkan di daerah yang aman-aman saja dari kemungkinan bencana. Hal ini sebagai upaya untuk mengurangi resiko bencana yang dapat terjadi sewaktu-waktu.
“Semisal, sekolah di wilayah lereng gunung berapi yang sering terjadi gempa, kontruksi bangunannya harus lebih kokoh. Untuk bangunan sekolah di wilayah rawan bencana tsunami seharusnya dibangun bertingkat dua, dimana lantai atas bisa digunakan untuk evakuasi penyelamatan,” ujarnya.(her/iss/ipg)
Teks Foto :
– Potret SDN Kandangan yang rusak akibat terdampak bencana.
Foto : Sentral FM