Selain di Kabupaten Banyuwangi dan Probolinggo, warga yang bernama Tuhan juga ada di Lumajang. Pria 49 tahun ini tinggal di Dusun Gentengan RT-06/RW-07, Desa Condro, Kecamatan Pasirian.
Menurut pria yang bekerja sebagai pengerajin batu bata ini, namanya merupakan kebanggaan tersendiri baginya. Sebab, nama itu merupakan pemberian orangtuanya.
“Saya tidak tahu kenapa diberi nama seperti ini. Saya biasa-biasa saja dengan nama ini. Sebab, tetangga desa juga tidak menganggap yang aneh-aneh dengan saya. Mereka juga biasa memanggil saya dengan sapaan Tuhan, kadang Cak Tuhan,” katanya dalam bahasa Jawa, ketika ditemui Sentral FM di rumahnya, Senin (31/9/2015) pagi.
Terkait temuan nama tidak lazim sehingga menjadi kontroversial ini, Eddy Hozainy Sekretaris Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Lumajang mengatakan bahwa, hal itu banyak dilakukan warga di desa-desa pinggiran.
“Cukup banyak nama aneh-aneh yang terdata di Dispenduk Capil Kabupaten Lumajang ini. Kalau kali ini ditemukan nama Tuhan, saya pernah tahu ada warga yang bernama Rosul. Bahkan, ada seorang lelaki yang bernama Ayam dan beristri seorang perempuan yang bernama Buaya. Ini benar-benar ada,” katanya.
Terkait nama pada identitas kependudukan, Dispenduk Capil Kabupaten Lumajang tidak bisa menolak untuk menerbitkan administrasi kependudukan yang diajukan, hanya karena namanya kontroversial.
“Tugas Dispenduk Capil adalah melayani masyarakat utnuk administrasi kependudukan dengan kewenangan mencatat dan menerbitkan identitas kependudukannya saja. Soal nama itu kontroversial, tentu itu bukan ranah kami untuk menjawabnya,” jelas Eddy Hozainy.
Sebelumnya, publik beserta organisasi Islam dihebohkan dengan penemuan warga bernama Tuhan di Desa Kluncing, Kecamatan Licin, Kabupaten Banyuwangi yang lahir pada 30 Juni 1973.(her/iss/rst)
Teks Foto :
-Tuhan dan identitas berupa KTP dan SIM miliknya.
Foto : Sentral FM