Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang terus mewaspadai potensi terjadinya tsunami mengantisipasi resiko bencana bagi warga di sepanjang pesisir pantai selatan.
Pasalnya, serangkaian gempa yang terjadi akibat tumbukan lempeng bumi titik episentrum di Samudera Hindia kerap terjadi. Kegempaan ini yang dalam magnitude tertentu, akan memicu terjadinya tnunami.
Hendro Wahyono Kepala Bidang Pencegahan, Kesiapsiagaan dan Logistik BPBD Kabupaten Lumajang ketika dikonfirmasi Sentral FM, Jumat (15/5/2015), mengatakan bahwa kewaspadaan terhadap segala resiko dari potensi bencana yang terjadi, terutama tsunami di pesisir pantai selatan menjadi focus perhatian lembaganya.
“Untuk itu, kami meningkatkan pemantauan dan kewaspadaan bagi masyarakat yang tinggal di pesisir yang tersebar di 5 Kecamatan. Yakni di Tempursari, Pasirian, Tempeh, Kunir dan Yosowilangun,” paparnya.
Di kelima wilayah ini, BPBD Kabupaten Lumajang telah membentuk 10 Desa Tangguh untuk menghadapi ancaman bencana tsnunami. Kelembagaan Desa Tangguh telah dibentuk dengan melibatkan perangkat Desa, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat dan unsur kepemudaan. Masyarakatnya juga telah dilatih secara rutin agar siap menghadapi bencana.
“Bahkan, di kelima wilayah pesisir itu juga telah dipasang early warning system bencana tsnunami dan papan peringatan serta evakuasi bencana. Untuk early warning system tsunami yang kami pasang, berupa sirine tanda bahaya yang bisa berfungsi jika terjadi potensi gempa,” tambahnya.
Ke depan, BPBD Kabupaten Lumajang juga berharap memperoleh bantuan berupa alat komunikasi untuk melakukan koordinasi dengan wilayah rawan ini.
“Tujuannya, agar jika sewaktu-waktu terjadi bencana komunikasi dengan relawan di sana bisa cepat dilakukan,” pungkasnya.(her/tok)