Ir Pending Dade Permana Direktur Pasca Panen Tanaman Pangan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian RI dalam kunjungan kerjanya di Kabupaten Lumajang, mengungkap data secara nasional kehilangan hasil atau losses untuk padi sesuai survey Tahun 2012 mencapai 10,43 persen.
“Dengan potensi kehilangan atau losses hasil panen sebesar itu, dengan jumlah produksi nasional 70,4 juta ton, maka ada 7 juta ton hasil panen petani tidak bisa dibawa pulang karena tercecer di mana-mana,” katanya.
Kehilangan hasil panen ini karena berbagai hal. “Losses-nya ada yang tercecer di sawah, di lantai jemur, di penggilingan karena mesin lama dengan rendemen rendah. Dengan kondisi mesin penggilingan seperti ini, rendemennya 58 persen. Besarannya losses-nya 9 kilo perkwintal,” papar Pending Dade Permana.
Maka, Kementan memperhatikan hal ini dengan menyediakan sarana untuk mengantisipasi kehilangan hasil dengan mengamankan hasil produksi. Mulai dari organisme pengganggu tanaman sampai menangani hasil pada saat panen dan pasca panen.
“Gambarannya, untuk Jatim 10 persen utnuk 1,2 juta ton. Provitas Jatim untuk setiap hektar mencapai 6 ton. Maka potensi lossesnya setara pertanaman dengan 200 ribu hektar. Padahal untuk Kabupaten Lumajang pertanamannya 74 ribu hektar saja. Sehingga untuk Jatim keseluruhan potensi lossesnya pertanaman seluas 3 kali pertanaman di Kabupaten Lumajang. Jika dinilai dengan rupiah, maka mencapai trilyunan rupiah,” jlentrehnya.
Kegiatan ini harus diikuti dengan penanganan selanjutnya, yakni melalui program pasca panen. Untuk itu, pekerjaan menangani panen dan pasca panen sangat dibutuhkan di perbaiki untuk produktivitas haisl pertaniannya. Kementan RI memberikan bantuan sarana berupa gedung penggilingan padi dengan mesin RMU (Rice Melling Unit) lengkap, lantai jemur, mesin pengering gabah atau dryer, alat pertanian mulai mesin tanam, panen dan perontok kepada petani.
“Di Jatim kita memberikan 2 paket bantuan diantaranya untuk Kabupaten Lumajang dan Jombang. Masing-masing nilainya Rp. 1,4 miliar. Masih ada satu paket bantuan lagi di luar dua daerah ini, namun dianggarkan dari APBD Provinsi Jatim. Ini menjadi kebanggaan bagi Lumajang karena mendapat perhatian ini. Apalagi, di seluruh Indonesia kami baru 19 paket yang disalurkan,” ungkapnya.
Sementara itu, Ir Wibowo Eko Putro Kepala Dinas Pertanian (Distan) Provinsi Jatim mengharapkan, produktivitas padi di Kabupaten Lumajang bisa dipacu menjadi 6 ton perhektar. “Di Lumajang masih 5,3 ton. Ini menjadi PR dari Distan Kabupaten Lumajang. Apalagi sarana sudah ada dan tehnologi pertanian secara bertahap sudah diterapkan. Saya yakin, target itu bisa dicapai Lumajang sebagai salah-satu daerah yang menjadi lumbung beras Jatim,” katanya. (her/ipg)
Teks Foto :
– Peralatan sarana pertanian di Desa Rojopolo, Kecamatan Jatiroto, Lumajang.
Foto : Sentral FM