Kegiatan dapur magma Gunung Semeru belakangan ini sesuai laporan vulkanologi dari Pos Pengamatan Gunung Api Gunung Semeru di Gunung Sawur, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro memang semakin aktif saja. Selain terjadi letusan, guguran lava pijar dan lidah lava, kegiatan seismik berupa kegempaan, hembusan dan juga tremorharmonik juga menunjukkan tanda-tanda semakin aktif.
Untuk itu, pendaki yang saat ini tengah berdatangan untuk memanfaatkan momentum kegiatan Agustusan dalam Peringatan HUT RI Ke-69 di Gunung Semeru, diwarning untuk tidak mencoba-coba menerobos ke Puncak Jonggring Saloko.
Untuk memastikan rekmendasi ini, Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) menetapkan aturan bahwa seluruh pendaki yang saat ini dibatasi kuota 500 perhari dengan batas pendaki yang bisa mengikuti upacara di Gunung Semeru pada 17 Agustus mendatang sampai 1.000 orang, masing-masing diwajibkan membuat surat pernyataan di pos awal pendakian di Resort TNBTS Desa Ranu Pane.
Hal ini disampaikan DR Ir Ayu Dewi Utari, Msi Kepala BB TNBTS kepada Sentral FM, Selasa (12/8/2014). Ditegaskannya, pendaki harus mematuhi rekomendasi TNBTS untuk melakukan pendakian sampai batas akhir di titik Kalimati saja. “Jika dilanggar, maka hal itu menjadi risiko sendiri,” tegas Ayu Dewi Utari.
Hal yang sama juga disampaikan Rochani, Ssos Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang yang menyampaikan, rekomendasi TNBTS itu sesuai dengan rekomendasi yang disampaikan petugas vulkanologi sesuai surat laporan kegiatan seismik sebulan terakhir.
“Sesuai surat itu, seluruh kegiatan agustusan di Semeru, harus mematuhi aturan dan saran TNBTS yang mengacu rekomendasi vulkanologi. Yakni batas akhir pendakian sampai titik Kalimati saja. Tidak boleh ada pendaki yang sampai menyerobot atau menerobos jalur pendakian hingga ke Puncak Jonggring Saloko,” katanya.
Apalagi dari laporan vulkanologi, kawasan puncak Jonggring Saloko rawan terjadi letusan, hembusan dan lontaran debu vulkanik. “Bahkan, menurut laporan vulkanoloho, sinar api dan lava pijar masih berpotensi terjadi,” papar Rochani.
Saat ini, lanjutnya, BPBD telah menerjunkan Tim SAR Kabupaten Lumajang untuk melakukan siaga mengantisipasi banyaknya pendaki yang menyusuri jalur pendakian di gunung tertinggi di Pulau Jawa ini. Disiagakannya Tim SAR ini, sebagai antisipasi dini jika terjadi sesuatu yang dialami para pendaki.
“Tentu risiko terjelek, seperti tersesat tidak kami inginkan. Tim SAR saat agustusan mendatang juga akan mengikuti upacara di Semeru. Ini rutin dilakukan. Hari ini, kami melakukan rapat koordinasi dengan TNBTS dan jajaran terkait untuk mempersiapkan pengamanan kegiatan 17 agustusan di Semeru,” demikian pungkas Rochani. (her/ipg)
Teks Foto :
– Gunung Semeru.
Foto : Dok. Sentral FM