Pada musim penghujan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lumajang semakin meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Cikungunya. Dua penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk spesies aedes aegypty ini sangat berpotensi muncul.
Buntaran Supriyanto Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Lumajang saat dikonfirmasi Sentral FM mengatakan, ancaman penyakit DBD menjadi perhatian khusus karena potensi genangan air saat menghujan yang merata. Selain itu, jajaran Dinkes juga fokus terhadap ancaman penyakit cikungunya.
“Ancaman serangan penyakit DBD dan Cikungunya sangat berpotensi muncul saat musim penghujan, karena banyak terdapat genangan air. Genangan air ini menjadi tempat berkembang biaknya nyambuk penyebab penyakit ini,” kata Buntaran Supriyanto , Sabtu (27/12/2014).
Dia menambahkan, serangan cikungunya menyebabkan penderitanya mengalami demam berkepanjangan yang disertai dengan sakit di bagian persendian tubuhnya. Sehingga penderitanya akan kesulitan untuk beraktivitas, bahkan untuk bergerak atau berjalan sekalipun.
“Serangan seperti ini akan terjadi berhari-hari jika penderitanya tidak segera mendapatkan perawatan medis. Namun, berbeda dengan DBD yang mengancam keselamatan jiwa penderitanya jika tidak segera mendapatkan perawatan medis, untuk serangan cikungunya tidak ada yang sampai berakibat pada kematian,” kata dia.
Di wilayah Kabupaten Lumajang, kata Sekda, wilayah serangan penyakit Cikungunya juga tidak jauh berbeda dengan wilayah yang berpotensi menjadi kantong serangan penyakit DBD. Diantaranya, di wilayah Kecamatan Jatiroto, Kota Lumajang, Tekung, Sukodono dan lainnya.
“Hanya saja, sampai saat ini saya belum mendapatkan laporan berapa banyak penderita yang terserang cikungunya yang telah mendapatkan perawatan di Rumah Sakit,” ujarnya. (her/wak)
Teks Foto :
– dr Buntaran Supriyanto, Mkes Sekda Kabupaten Lumajang.
Foto : Sentral FM.