Ketupat menjadi kuliner khas lebaran yang biasanya disajikan bersama opor ayam, sambal goreng ati dan sayur manisa.
Untuk menyajikannya, kebanyakan masyarakat akan menganyam sendiri. Namun saat ini, mereka tak perlu repot-repot lagi karena sudah banyak pengerajin ketupat.
Para pengrajin tersebut kebanyakan adalah pebisnis dadakan yang biasanya bermunculan di kawasan Kota Lumajang. Tidak hanya di Pasar Baru Lumajang saja, namun di trotoar jalanan seperti di Jl. Dr Soetomo, Kelurahan Tompokersan, Kecamatan Kota Lumajang.
Tidak hanya itu, mereka juga menjual lembaran daun pisang yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan lontong opor. Dari bahan janur dan daun pisang, para pedagang musiman ini mulai menunjukkan keahliannya menganyam ketupat di lokasi jualannya.
Mistono (30), petani asal Desa Barat, Kecamatan Padang di lokasi dagangannya di Trotoar Jl. DR Soetomo mengungkapkan, butuh keahlian khusus untuk menganyam lembaran janur kelapa sampai benar-benar jadi ketupat.
“Setiap lembar janur hanya membutuhkan waktu 3 menit saja untuk dianyam menjadi ketupat,” ucap Mistono yang sudah berdagang sejak H-4 Lebaran.
Seharinya ia mampu menghasilkan anyaman ketupat sebanyak 500 buah. Ketupat lebaran hasil anyamannya, dijual dalam setiap renteng yang berisi 10 buah ketupat dengan harga Rp. 7.500.
Sedangkan, untuk lembaran daun pisang yang digunakan sebagai takir pembuatan lontong opor, dijual Rp 3.000 dalam setiap gulungnya.
“Dalam sehari, saya bisa menjual minimal 40 sampai 50 renteng ketupat siap digunakan dan gulung lembaran daun pisang dengan jumlah yang sama. Sebab, pembeli biasanya membeli satu paket, satu renteng ketupat plus lembaran daun pisangnya,” paparnya.
Mistono mulai berdagang sejak pukul 10.00 WIB sampai pukul 23.00 WIB. Alasannya masyarakat biasanya baru membeli saat malam hari. (her/ain)
Teks Foto :
– Pengerajin ketupat di trotoar dekat Kantor Pos Lumajang Jl. DR Soetomo, Kelurahan Tompokersan, Kecamatan Kota Lumajang.
Foto : Sentral FM