Muara sungai di kawasan Njabeg, Desa Bulurejo, Kecamatan Tempursari sejak lama selalu menjadi masalah bagi para pemilih lahan pertanian di sekitarnya. Pasalnya, muara sungai yang langsung mengalir ke laut selatan tersebut, kerap terjadi abrasi. Dampaknya, muara sungai selalu tertutup oleh tanggul pasir yang diterjang ombak ganas pantai selatan.
Akibatnya, muara pun tersumbat hingga ketika debit air sungai tinggi ketika wilayah puncak diguyur hujan, aliran air pun meluap ke lahan pertanian warga. Hal ini yang kerap menyebabkan petani di kawasan Njabeg, Desa Bulurejo, Kecamatan Tempursari gagal panen lantaran lahan pertaniannya tergenang banjir.
Untuk mengatasi kondisi ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang melakukan rekayasan rancang bangun perahu ponton penyedot pasir yang bisa dimanfaatkan masyarakat di sekitar muara, khususnya pemilih lahan pertanian guna melakukan normalisasi aliran sungai di muara tersebut.
Purwanto, SH Sekretaris BPBD Kabupaten Lumajang kepada Sentral FM, Sabtu (8/2/2014), mengatakan bahwa rekayas rancang bangun ini telah digagas sejak beberapa bulan lalu guna menangani problem tersumbatnya muara sungai yang berhulu di puncak Gunung Semeru tersebut.
“Beberapa bulan lalu, kondisi muara sungai tersumbat dan beberap akali juga kita melakukan normalisasi dengan jalan mengeruk pasir yang membatasi muara seperti tanggul dengan cara manual. Yakni, dengan dicangkul dan dikeruk dengan eksavator. Ternyata, pengerukan atau normalisasi seperti itu membuang waktu yang cukup banyak dan tidak efisien,” kata Purwanto.
Hingga akhirnya, BPBD pun membuat rekayasan rancang bangun guna membuat mesin penyedot pasir yang efisien. Secara kebetulan, Kabid Pencegahan, Kesiapsiagaan dan Logistik BPBD Kabupaten Lumajang Hendro Wahyono mengusulkan hasil rancang bangun yang digagasnya untuk membuat perahu pontoon penyedot pasir.
“Dari gambar sketsa itu, kemudian kita hitung sekaligus dengan biayanya. Hasilnya, cukup efisien karena biaya pembuatannya sekitar Rp. 50 juta. Akhirnya, sketsa rancang bangun perahu pontoon penyedot pasir itu kita ajukan untuk direalisasikan dan disetujui. Hingga, kita membuat sendiri perahu pontoon penyedot pasir itu dengan rekayasa rancang bangun sendiri yang digagas Kabid PKL,” papar Purwanto.
Pembuatan perahu ponton penyedot pasir itu pun dimulai BPBD Kabupaten Lumajang dan membutuhkan waktu tidak kurang dari dua pekan untuk mewujudkannya. Perahu itu dibangun dari pipa paralon berukuran 20 dim yang cukup besar dan dirancang seperti perahu. Diatasnya dilengkapi mesin penyedot pasir yang berkekuatan mesin diesel 20 PK.
“Perahu ponton penyedot pasir ini dibuat di Workshop Dinas PU. Setelah jadi, Kamis lalu telah kita coba operasionalkan di kawasan Njabeg, tepartnay di muaran sungai yang akan digunakan beroperasi. Hasilnya, perah pontoon ini bisa mengambang sesuai harapan dan bahkan bisa menyedot pasir dengan maksimal,” ungkap Purwanto.
Setelah dilakukan uji-coba, sesuai rencana BPBD akan menyerahkan perhau ponton ini untuk dihibahkan kepada masyarakat di kawasan Desa Bulurejo. Dan, dijadwalkan hibah perahu ponton penyedot pasir ini akan diserahkan DR H Sjahrazad Masdar, MA Bupati Lumajang, pada 18 Maret mendatang.
“Nanti, operasionalisasinya diserahkan warga pemilik lahan pertanian di sana. Namun, aset perahu ponton ini tetap milik BPBD Kabupaten Lumajang,” demikian pungkas Purwanto, SH Sekretaris BPBD Kabupaten Lumajang. (her/tok)