Sebagai salah satu daerah yang secara geografis terletak diantara dua gunung berapi yang masih aktif, Lumajang sangat berpotensi ditimpa bencana yang beragam.
Diantara potensi bencana yang dimungkinkan terjadi, adalah erupsi gunung berapi, lahar dingin, lawa panas dan pijar, guguran awan panas, banjir, putting-beliung, longsor dan lainnya. Namun, beragamnya potensi bencana ini ternyata tidak didukung dengan optimalnya anggaran penanggulangan bencana.
Dokter Buntaran Supriyanto, Mkes Sekda Lumajang mengungkapkan, anggaran penanggulangan bencana yang disediakan Pemkab Lumajang melalui APBD Kabupaten sangat kecil, berkisar Rp.2 Milyar.
“Anggarannya kecil. Memang belum tentu terjadi bencana. Namun melihat potensi yang ada, jika benar terjadi dana yang ada tidak akan cukup,” kata dia.
Untuk itu yang terpenting adalah bagaimana menggali peran dan partisipasi masyarakat secara langsung. Terutama di kalangan dunia usaha untuk turut memikul masalah penangggulangan bencana ini.
“Guna mendorongnya, kami terus mensosialisasikan hal ini. Apalagi, keterlibatan masyarakat, terutama dunia usaha dalam masalah kebencanaan sudah diatur dalam Undang-Undang tentang Bencana,” paparnya.
Peran dan partisipasi masyarakat juga akan diwujudkan dalam bentuk simulasi penanggulangan bencana yang melibatkan warga di wilayah rawan.
“Simulasi ini akan terus kita gelar, agar masyarakat tanggap dini terhadap segala kemungkinan yang terjadi. Tujuannya adalah demi keselamatan jiwa manusia,” pungkas Buntaran Supriyanto. (her/ain)
Teks Foto :
– dr Buntaran Supriyanto, Mkes Sekda Lumajang.
Foto : Sentral FM.