Sedikitnya 58 penyandang cacat dari 4 Kabupaten, diantaranya Lumajang, Jember, Probolinggo dan Banyuwangi mendapatkan bantuan khusus. Para warga berkebutuhan khusus ini dihadirkan dalam kegiatan bhakti sosial yang digelar Persatuan Penyandang Cacat Indonesia (PPCI) Kabupaten Lumajang untuk mendapatkan kaki dan tangan palsu serta penyaluran alat bantu pendengaran.
Kegiatan yang dilaksanakan di Dusun Krajan, Desa Tukum, Kecamatan Tekung ini, menurut Drs Eddy Hozainy Kepala Bagian Humas Pemkab Lumajang kepada Sentral FM, Senin (17/2/2014), dihadiri oleh DR H Sjahrazad Masdar, MA Bupati Lumajang bersama Drs H As’at Malik, Mag Wakil Bupati.
Dikatakannya, para penyandang cacat yang menerima bantuan ini sebelumnya didata oleh PPCI Kabupaten Lumajang berkoordinasi dengan PPCI 3 Kabupaten lainnya. Diantara mereka, ada yang cacat kaki, tangan dan pendengaran yang kurang. 13 penyandang cacat terdata dari Kabuaten Jember, 16 orang dari Probolinggo, 1 orang dari Banyuwangi dan sisanya dari Kabupaten Lumajang.
Di lokasi kegiatan juga hadir tim pengukuran kaki dan tangan palsu yang didatangkan dari Magelang. Dari 58 penyandang cacat, 52 orang diantaranya mengalami cacat kaki dan tangan. Mereka pun diukur secara khusus oleh tim pengukur berjumlah 3 orang.
“Tim pengukur ini juga orang-orang berkebutuhan khusus, namun ahli untuk membuat kaki dan tangan palsu,” kata Eddy Hozainy. Dalam proses pengukuran itu, satu-persatu penyandang cacat diperiksa oleh tim dan diukur secara pas bagaimana panjang kaki dan tangan palsu yang akan dibuat.
Para penyandang cacat yang hadir merasa bersyukur dengan adanya bantuan ini. Pasalnya, para penerima bantuan yang berusia antara 16 tahun sampai 60 tahun ini sebelumnya mengaku kesulitan dengan kekurangannya. Terutama untuk mendukung aktivitas rutinnya sehari-hari.
Untuk itu, dalam kesempatan pengukuran kaki dan tangan palsu ini, Masdar Bupati dan As’at Malik Wabup yang sempat melihat langsung proses pengukurannya, terus mendorong optimisme di kalangan orang-orang berkebutuhan khusus ini.
“Para penyandang cacat merupakan bagian dari masyarakat. Namun mereka punya potensi dengan keahlian masing-masing. Oleh karena itu, kelompok orang berkebutuhan khusus perlu dibantu agar potensi yang dimiliki bisa dioptimalkan dan bisa berpartisipasi dalam pembangunan,” demikian kata Masdar Bupati.
Karena, lanjut orang nomor satu di Kota Pisang ini, partisipasi masyarakat dari kalangan dan kondisi apapun tidak bisa ditinggalkan. Dan orang berkebutuhan khusus merupakan bagian dari masyarakat itu sendiri.
“Kita tidak boleh melihat mereka-mereka ini (penyandang cacat, red) kurang. Tapi, mereka memiliki kebutuhan khusus dan karakter tersendiri. Mereka juga harus melakukan tugas-tugas dan yang mungkin tugas-tugas itu sama dengan mereka yang sempurna. Untuk itulah mereka juga membutuhkan bantuan,” pungkas Masdar Bupati. (her/ipg)
Teks Foto :
– Proses pengukuran pembuatan kaki dan palsu yang dilakukan tim untuk penyandang cacat.
Foto : Sentral FM