Solusi mengolah sampah yang terus menumpuk selama pandemi Covid-19 dan berlangsung terus menerus, Tim Juara yang terdiri dari tiga mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mencetuskan sebuah aplikasi berbasis web bernama E-Trash.
Tiga mahasiswa anggota Tim Juara ITS, adalah Intan Mey Setyaningrum (Teknik Fisika), Latifatul Fajriyah (Teknik Fisika), dan Fadhila Rosyidatul ‘Arifah (Teknik Material dan Metalurgi). Fadhila Rosyidatul ‘Arifah mengungkapkan bahwa E-Trash merupakan sebuah platform jual beli sampah dan produk recycle yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekaligus membantu mengurangi jumlah sampah di lingkungan.
Intan sapaan Intan Mey Setyaningrum menjelaskan bahwa E-Trash diambil dari kata trash yang berarti sampah. Mulanya, ide mengenai E-Trash muncul dengan tujuan agar masyarakat dapat dengan mudah menukarkan sampah anorganik atau barang bekas dengan koin yang bisa dikonversikan ke uang tunai. “Dengan begitu, secara tak langsung kami dapat membantu perekonomian masyarakat agar lebih stabil,” terang Intan, Senin (26/7/2021).
Untuk menggunakan platform ini, lanjut Intan, pengguna tidak perlu mengunduh di Playstore, melainkan bisa diakses melalui https://www.etrashidn.com. Selanjutnya, pengguna perlu mendaftarkan akun dengan email dan login terlebih dahulu. “Dalam platform ini, pengguna juga diberi kesempatan untuk bertindak sebagai pembeli sekaligus penjual,” kata Intan.
Bagi yang berada di wilayah Surabaya, pengguna dapat menjual atau membeli barang dengan enam kategori, di antaranya adalah botol plastik, elektronik bekas, botol kaca, kardus, buku dan koran bekas, serta kayu dan bambu. “Untuk sistemnya, pengguna hanya perlu menyertakan alamat dan foto sampah yang akan dijual. Selanjutnya, pihak E-Trash akan menghampiri lokasi dan memberikan sejumlah uang kepada penjual,” papar Intan.
Dalam hal ini, jika barang dari penjual memiliki nominal rupiah yang kecil maka pihak E-Trash tidak bisa melakukan penjemputan. Di platform ini, penjual dapat mengunggah gambar produk, nama produk, deskripsi produk, hingga jumlah stoknya sendiri. Penjual juga akan mendapatkan uang usai pesanan terselesaikan dan nominalnya akan terpotong sebesar 5 persen dari hasil penjualan produk.
Selain menjadi penjual, pengguna juga dapat membeli sampah dan mengetahui detail dari barang yang akan dibelinya. Pembeli dari luar kota pun tidak perlu khawatir karena E-Trash sudah menyediakan sistem rekening bersama. “Artinya, uang pembeli baru akan diteruskan ke penjual usai barang sampai dengan kondisi baik, sehingga tidak akan ada penipuan,” tambah Intan.
Platform ini dilengkapi dengan lima fitur menarik. Di antaranya adalah fitur home untuk mencari produk, fitur keranjang untuk mengetahui produk yang ingin dibeli, fitur cash flow untuk mengetahui riwayat keuangan yang telah dilakukan, serta fitur notifikasi untuk menerima pesan dan riwayat transaksi yang telah dilakukan. “Selain itu, juga terdapat fitur account untuk mengatur profil pembeli dan toko bagi penjual,” ujar Intan lagi.
Ide Tim Juara ini telah berhasil memperoleh pendanaan dari Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) di kategori PKM Kewirausahaan dan berhasil menyabet 2nd Runner Up dalam Podium Business Plan Competition 2021. “Karena masih terbilang usaha baru, kami akan terus berusaha mempromosikan E-Trash kepada masyarakat luas,” tegas Intan.
Ke depan, Intan berharap E-Trash dapat merangkul mitra seperti bank sampah dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) untuk bekerja sama. Di akhir perbincangan, Intan berharap E-Trash dapat dikenal oleh masyarakat dan dapat melakukan pengembangan fitur. “Semoga bisnis ini dapat berkembang dengan baik dan memberikan dampak positif untuk masyarakat,” pungkas Intan.(tok/ipg)