Memberi solusi kebutuhan lahan parkir yang terus meningkat, tim mahasiswa ITS gagas ide sistem parkir cerdas dan berbasis aplikasi yang diberi nama Parkiro. Tim mahasiswa ITS itu terdiri dari Sherelle Clairine Hayadi, Julius Sintara, dan Steven Seaver Wiarta.
Para mahasiswa Departemen Teknik Biomedik dan Departemen Teknik Elektro ITS ini menggabungkan teknologi Long Range RFID dan Internet of Things (IoT) pada sistem parkir yang ada.
“Teknologi ini memungkinkan pengendara masuk dan keluar gerbang parkir tanpa berhenti serta mendapat navigasi ke titik parkir yang kosong,” terang Sharelle sapaan Sherelle Clairine Hayadi, Jumat (1/1/2021).
Ide Parkiro berawal dari pengalaman pribadi masing-masing anggota tim yang sering terjebak macet di pintu masuk dan keluar tempat parkir. Setelah melewati kemacetan tersebut, masih juga harus berputar-putar mencari titik parkir yang kosong.
“Hal ini dapat berpengaruh ke sisi psikologis dan emosi dari pengendara, dan masalah ini ternyata juga dialami banyak orang, saat mereka membutuhkan tempat atau lahan parkir bagi kendaraannya,” terang mahasiswa angkatan 2018 ini.
Penggunaan sistem parkir berbasis aplikasi yang telah ada pun masih terdapat banyak kelemahan. Di antaranya kendaraan masih harus berhenti di pintu masuk dan keluar parkir, sehingga dapat menyebabkan kemacetan.
Pengendara juga masih harus mencari titik parkir secara mandiri. Selain itu juga masih berlaku pembayaran tunai. “Aplikasi yang sudah ada juga masih tersedia pada platform yang terbatas,” kata Sharelle.
Sedangkan Parkiro, sangat mudah digunakan oleh banyak orang. Pengendara hanya harus mengunduh aplikasi dan melakukan pendaftaran lewat aplikasi Parkiro. Pengendara yang sudah terdaftar nantinya akan mendapatkan tag RFID unik yang harus dipasangkan di bagian depan kaca mobil. Setelah itu, pengendara sudah bisa menggunakan aplikasi Parkiro untuk memesan titik parkir.
Ada banyak keunggulan yang ditawarkan oleh Parkiro. Pertama, pengendara dapat melakukan pemesanan tempat parkir lewat aplikasi. Titik parkir yang sudah dipesan akan otomatis muncul penghalang berupa retractable bollards untuk menghalangi titik parkir tersebut digunakan pengendara lain.
Pengendara yang sudah mendekati lokasi parkir cukup berkendara dengan kecepatan rendah untuk masuk ke lokasi parkir. Sistem RFID akan mendeteksi tag yang ada dan gerbang pun akan otomatis terbuka.
Pengendara juga diarahkan menuju titik parkir yang sudah dipesan melalui aplikasi Parkiro dengan memanfaatkan teknologi Augmented Reality. “Jadi pengendara benar-benar tidak akan kebingungan mencari titik parkir yang sudah dipesan,” ujar Sharelle.
Saat ingin keluar, lanjut Sharelle pengendara dapat melakukan pembayaran melalui aplikasi dengan melakukan verifikasi biometrik atau PIN. Lalu saat mendekati gerbang keluar, pengendara juga hanya perlu berkendara dengan kecepatan rendah. Sistem RFID yang ada akan mendeteksi tag dan mengonfirmasi pembayaran. Setelah itu gerbang keluar akan secara otomatis terbuka.
Inovasi Parkiro ini dapat menjawab beberapa tantangan dalam pengadaan parkir yang ideal berupa proses parkir yang ringkas dan efisien. Parkiro juga dapat meminimalisasi antrean kendaraan di pintu masuk dan keluar gerbang parkir.
Pengendara juga dapat langsung menuju titik parkir tanpa harus kebingungan. “Dari semua proses itu, pengendara dapat masuk, keluar, dan membayar parkir tanpa harus berhenti,” lanjut mahasiswi asal Surabaya ini.
Parkiro ini juga telah mengantarkan Sharelle dan timnya meraih medali emas pada Pekan Ilmiah Nasional (Pimnas) ke-33 tahun 2020 kategori Program Kreativitas Mahasiswa Karsa Cipta (PKM-KC).(tok/ipg)