Bambang PS Brodjonegoro Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) menargetkan Indonesia dapat menghasilkan prototipe sistem pemantauan cerdas untuk memantau radiasi pada akhir 2024.
“Pada akhir 2024, prototipe sistem pemantauan radiasi intelijen siap untuk diuji dan dioperasikan,” kata Menristek dalam simposium virtual dalam rangkaian perayaan HUT Batan 2020 di Jakarta, Rabu (2/12/2020) yang dikutip Antara.
Bambang menuturkan dengan meningkatnya kegiatan pemanfaatan radiasi, teknologi nuklir dan zat radioaktif di Indonesia, maka diperlukan suatu sistem pemantauan tingkat radiasi nasional yang terintegrasi untuk keselamatan dan keamanan nuklir.
Sementara Riza Antariksawan Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) Anhar mengatakan salah satu Prioritas Riset Nasional (PRN) 2020-2024 di bidang industri adalah sistem terintegrasi pemantauan radiasi luas nasional.
Batan merupakan koordinator nasional untuk mengeksekusi Prioritas Riset Nasional itu.
Pada dasarnya sasaran kegiatan adalah untuk menginovasi berbagai jenis sistem pemantauan radiasi seperti Radiological Data Monitoring Systems (RDMS), Radiation Portal Monitor (RPM) dan detektor radiasi bergerak.
Selain itu, akan dikembangkan sistem komunikasi berbasis informasi teknologi untuk menghubungkan semua detektor dan mengumpulkannya pada basis data yang akan dioperasikan oleh Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten). (ant/dfn)