Tim robot Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Azzahraly meraih juara II dalam ajang Kontes Robot Indonesia (KRI) wilayah Regional IV di Universitas Mataram (Unram) Nusa Tenggara Barat (NTB), 19-23 April 2019.
Dalam event tahunan yang diselenggarakan Kementerian Riset dan Teknologi Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) dalam dua tahap, regional dan nasional tersebut, sukses Azzahraly juga dibarengi dengan prestasi tiga tim lainnya yang dikirim Unesa untuk jenis lomba yang berbeda.
Dedy Rahman Prehanto Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan mengatakan, ada empat tim yang dikirim oleh Kampus dalam event ini. Yakni tim Azzahraly untuk kontes Robot Seni Tari, tim Dewayani untuk kontes Robot Pemadam Api Berkaki, tim Nakula-Sadewa untuk jenis Kontes Robot Sepak Bola Beroda, dan tim Rengganis yang berkutat pada divisi kontes Robot Abu Indonesia.
“Secara keseluruhan, KRI dibagi dalam enam divisi kontes. Dua lainnya yakni Robot Sepak Bola Humanoid dan Robot Tematik. Tim terbaik dari tingkat regional akan menjadi kontestan dan berkompetisi di tingkat nasional,” kata Dedy, Rabu (8/5/2019).
Dedy mengatakan, pada perlombaan jenis Robot Seni Tari, tim Azzahraly Fakultas Teknik Unesa dipimpin M Adam Al Yafi dengan dibantu mahasiswa di antaranya Febi Indriana F, Eka Andila Putri K, dan seluruh anggota tim senior dan junior dengan bimbingan Muhamad Syariffuddien Zuhrie.
“Ada beberapa mahasiswa teknik yang berkompeten di Divisi Robot Seni Tari dengan dosen pembimbing yang paham tentang robotik,” kata Alumni Fakultas Teknik Unesa ini.
Dedy mengatakan, aplikasi robot seni tari ini memiliki misi untuk menari dan berjalan dengan sempurna tanpa terjatuh dengan membawakan tema tarian Jaipong dari Jawa Barat.
“Kebetulan tema tarian jaipong dari robot yang kita bikin ini sudah dipilihkan tim juri dari Kemenristek,” katanya.
Pada divisi ini, robot harus mampu melewati trek sepanjang tiga meter yang terbagi menjadi tiga zona, dimana pada setiap zona memiliki gerakan wajib yang harus dilakukan oleh robot.
“Contohnya, seperti menggerakkan kepala, tangan, kaki, dan gerakan variasi lain yang mendukung nilai artistik dari tarian tersebut,” katanya.
Selain gerakan wajib, hal lain yang menjadi faktor penilaian adalah kostum, kesesuaian gerakan dengan musik, dan kekompakan antara dua robot.
Sedangkan dari inovasi yang berhasil dilakukan Fakultas Teknik Unesa, tim Dewayani yang berkutat pada Divisi Pemadam Api Berkaki, berhasil menduduki peringkat 6 dari total 42 tim berasal pelbagai perguruan tinggi se-Indonesia.
“Itu dari tim Dewayanti mampu menduduki peringkat 6 terbaik,” katanya.
Lalu tim Rengganis yang berjibaku pada jenis robot Abu Indonesia juga menempati peringkat 6 dari total 19 tim peserta.
Dengan mengikuti event nasional ini, kata Dedy, diharapakan mahasiswa menjadi generasi muda yang unggul, akhlakul karimah, dan generasi yang mampu bersaing di era revolusi industri 4.0.
“Kita padukan mahasiswa menjadi ilmuwan yang berbudipekerti baik,” ujarnya.
Dedy juga berharap, di kampus Unesa tidak hanya tim Robot Seni Tari Azzahraly saja yang menjadi juara, namun tim yang lain mampu menjuarai pada setiap divisinya.
“Semoga Unesa bisa mengharumkan nama Indonesia dan almamater pada kontes robot di kancah nasional/internasional,” katanya.
Sementara itu, Prof Dr Nurhasan Rektor Unesa mengatakan tahun depan tim robot Unesa diharapkan akan menampilkan performance yang lebih baik. Hal ini agar dapat memenangkan di kejuaraan nasional dan international.
Apalagi Oktober mendatang Unesa akan menjadi tuan rumah Kontes Robot Terbang Indonesia. “Kami ingin selagi jadi tuan rumah, kita mampu menyuguhkan prestasi di ajang nanti,” katanya. (bid)