Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) 2019 yang diselenggarakan di Denpasar, Bali, diharapkan mampu menggenjot munculnya inovasi dari daerah. Mohamad Nasir Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Ristek Dikti) mengatakan, sejak 2016, Hakteknas secara rutin diadakan di daerah.
“Di Makassar tahun 2016, peningkatan atensi luar biasa. Di Riau tahun 2017, naik lagi. Saat ini, di Bali, juga tinggi. Harapan saya, kegiatan ini bisa disosialisasikan terus menerus,” ujar Nasir ketika memberi sambutan pada Malam Apresiasi Hakteknas 2019 di Kampus ISI Denpasar pada Selasa (27/8/2019) malam.
Menurutnya, semenjak Hakteknas diadakan di luar Jakarta, ada pertumbuhan inovasi yang muncul dari daerah. Ia mengingatkan, riset dan publikasi dalam inovasi saja tidak cukup.
“Tapi bagaimana menghasilkan prototipe. Kami menyebutnya hilirisasi dan komersialiasi hasil riset di dunia usaha,” jelasnya.
Ia mengklaim, pada tahun 2019 ini, jumlah startup yang tumbuh di Indonesia perkembang pesat. Sebanyak 1.350 startup telah lahir di Indonesia. Ini menurut Nasir, lebih tinggi dari Iran, yang masih menghasilkan 1000 startup mulai tahun 2004.
Dalam Malam Apresiasi tersebut, Kemenristek Dikti juga memberikan pengargaan pada beberapa pihak, baik individu dan instansi yang melakukan inovasi.
“Lembaga pemerintah, industri, swasta, perguruan tinggi, dan lain-lain. Semoga (para pemenang, red) bisa memberikan inspirasi lainnya, untuk memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi,” kata Nasir.
Sebagai informasi, beberapa kampus di Surabaya berhasil menjadi finalis dan juara dalam beberapa kategori Anugerah Iptek dan Inovasi 2019. ITS mendapatkan juara 3 kategori Widyapadhi Universitas/Institut sub kategori Produk Inovasi dan PENS mendapat juara 1 kategori Widyapadhi Politeknik sub kategori Produk Inovasi. (bas/iss/ipg)