Tim Hydrone Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya akan berlaga di ajang perlombaan kapal cepat internasional, Hydrocontest 2018, di Saint-Tropez, Prancis pada tanggal 2 sampai dengan 10 September 2018 mendatang.
Tim yang terdiri dari enam mahasiswa ini pun secara resmi di-launching dan sekaligus dilepas oleh pimpinan ITS di Gedung Rektorat ITS, Jumat (24/8/2018).
Keberangkatan menuju ajang internasional ini adalah kali kedua tim Hydrone ITS berpartisipasi pada kompetisi yang diadakan oleh Hydros Foundation ini, setelah keikutsertaannya tahun 2017 lalu.
Saat itu tim Hydrone ITS harus puas mendapat posisi ke-10 dari 23 tim yang berpartisipasi dari seluruh dunia. “Hal itu dikarenakan kapal kami saat itu memiliki massa terlalu berat, sekaligus kami belum benar-benar mengetahui medan di sana,” terang Ir Wasis Dwi Aryawan MSc PhD, pembimbing tim Hydrone ITS.
Berbekal pengalaman yang berharga tersebut, menurut Wasis, tim Hydrone ITS telah mengevaluasi dan meningkatkan performa kapal yang akan dilombakan kali ini.
Berdasarkan catatan Hydrocontest 2017, kapal yang akan dilombakan ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan terutama dari segi kecepatan dan massa. Karena itu, diharapkan kali ini bisa mendapatkan hasil yang jauh lebih baik dari tahun lalu.
“Kami sangat menekankan pada minimalisasi massa dari kapal, jika dibandingkan dengan tahun lalu kapal kami saat ini jauh lebih ringan meskipun dengan bahan yang sama, yang membedakan hanya pada ketebalan bahannya,” tambah Wasis Dwi Aryawan.
Pada kompetisi ke-5 yang didukung oleh Monaco Solar and Energy Boat Challenge ini, terdapat tiga kategori yang dilombakan dan akan diikuti oleh 32 peserta.
Setiap peserta wajib mengikuti ketiga kategori tersebut. Tiga kategori tersebut adalah Lightweight Transport, Mass Transport, dan Long-Distance Race.
Khamdan Qomaruddin, ketua tim Hydrone ITS menjelaskan, pada kategori Mass Transport peserta wajib menyimulasikan pergerakan kapal dengan panjang lintasan 400 meter dan kapal diberi muatan berupa balok baja seberat 200 kg.
Untuk kategori Lightweight Transport menuntut peserta bisa mengoperasikan transportasi kapal untuk orang yang nyaman dengan beban seberat 20 kilogram dengan panjang lintasan 600 meter.
Sedangkan untuk kategori Long-Distance Race, peserta akan bersaing dalam hal kecepatan kapal hemat energi yang telah mereka desain, dengan panjang lintasan 300 meter di mana kapal diberi muatan berupa balok baja seberat 20 kg. “Tiap kapal diberikan waktu satu jam untuk memutari lintasan sebanyak mungkin,” kata mahasiswa Departemen Teknik Perkapalan tersebut.
Untuk ketiga kategori tersebut, lanjut Khamdan, The Hydros Foundation menyediakan masing-masing tim dengan mesin listrik yang sama dan peserta diberi waktu beberapa bulan untuk merancang dan membangun kapal dengan dimensi maksimum 2,50 x 2,50 x 2,00 meter.
“Karena semua sistem kelistrikan diberikan oleh panitia dengan spesifikasi yang sama. desain dan daya tahan kapal memegang peranan yang sangat penting untuk menentukan kecepatan kapal,” terang Khamdan.
Untuk kategori Mass Transport, tim Hydrone ITS mengikutsertakan kapal yang diberi nama Gatotkaca. Kapal ini dirancang dengan lambung bertipe cylinder body, dengan kecepatan 4,3 meter per detik dengan dimensi 2,2 x 0,6 x 0,24 meter, kapal ini memiliki massa 23,5 kilogram dengan bahan fiberglass.
Sedang untuk kategori Lightweight Transport dan Long-Distance Race, tim Hydrone ITS mengikut sertakan satu kapal yang diberi nama Wisanggeni. Selama uji coba, kapal ini mampu melewati 19 lap selama satu jam.
“Namun hal ini masih dapat ditingkatkan, untuk saat ini kami masih merumuskan strategi yang akan kami gunakan, seperti pada lap keberapa kita akan mengoperasikan kapal ini pada keadaan kecepatan maksimal,” jelas Khamdan.
Selain itu, menurut Khamdan, kedua kapal tersebut menggunakan tenaga baterai sebagai bahan bakar. “Dalam lomba ini, baterai sudah disediakan oleh panitia lomba,” pungkas Khamdan. Kapal ini pun dikendalikan dengan remote control dan tanpa awak.(tok/iss)