Tim Bayucaraka Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya siap berlaga dalam Kontes Robot Terbang Indonesia (KRTI) Nasional 2018 di Universitas Teknokrat Indonesia (UTI), Lampung.
Tim yang terdiri dari 30 mahasiswa ini pun secara resmi dilepas di Gedung Pusat Robotika ITS, Rabu (31/10/2018).
Berbagai peningkatan telah dilakukan tim Bayucaraka ITS, baik dari segi manufaktur maupun programming dari robot.
Dibimbing Rudy Dikairono ST MT, Tim Bayucaraka memboyong empat robot baru, yang sudah dikerjakan dan dipersiapkan, sejak berakhirnya perhelatan KRTI tahun 2017 lalu.
“Berbekal pengalaman yang kami dapat di sana (KRTI tahun lalu, red), kami pun ingin terus meningkatkan spesifikasi dan kualifikasi robot yang kami boyong nanti,” terang Rudy.
Ada empat kategori lomba pada KRTI tahun ini, di antaranya adalah Racing Plane (RP), Fixed Wing (FW), Vertical Take Off and Landing (VTOL), dan Technology Development (TD).
“Dari keempat kategori tersebut, Bayucaraka mengikutsertakan satu robot pada setiap divisi atau kategori yang diperlombakan,” tambah Rudy.
Sementara itu, Heri Suryoatmojo ST MT PhD pembimbing tim robot kategori RP menjelaskan, pada kategori yang diikuti timnya nanti peserta akan bersaing dalam hal kecepatan robot terbang yang sudah dilombakan.
Menjelang pelaksanaan laga KRTI Nasional 2018, para mahasisswa melakukan uji coba sejumlah robot yang akan dilombakan. Foto: Humas ITS Surabaya
Dengan panjang lintasan 1.400 meter, robot juga harus membawa muatan seberat produk susu kemasan 250 mililiter.
“Panjang lintasan 1.400 meter tersebut merupakan 700 meter yang dikali dua, karena robot diwajibkan untuk berputar kembali ke tempat start dalam waktu maksimal satu menit,” kata Heri.
Untuk kategori FW, lanjut Heri, peserta akan bersaing dalam monitoring dan mapping perkebunan, di mana setiap peserta diberikan waktu 60 menit.
Selama 40 menit waktu yang diberikan digunakan untuk melakukan pengamatan melalui robot terbang mereka, berupa pengambilan foto dan video. Lalu, sisa waktu yang dimiliki digunakan untuk pengolahan data yang kemudian menghasilkan keluaran berupa peta orthophoto.
Kategori VTOL, sesuai tema yang diusung, yaitu Pick and Drop Survival Kits, peserta akan bersaing untuk membawa dan mendaratkan objek berupa balok dengan berat minimal 50 gram di tempat yang sudah ditentukan.
“Dalam kategori ini dimaksudkan agar nantinya robot terbang dapat mengantikan peran manusia untuk mengirimkan barang tanpa harus mendarat, tapi cukup terbang rendah sebelum akhirnya mendaratkan muatan yang dibawa,” terang Heri.
Sedangkan untuk kategori TD sedikit berbeda dari kategori kategori yang lain. Untuk kategori ini, peserta dibebaskan untuk memilih robot terbang tanpa awak seperti apa yang akan dikembangkan, yang kemudian inovasi dari setiap peserta akan dipresentasikan di hadapan dewan juri.
“Tidak hanya itu, para peserta juga diwajibkan untuk mendemokan robot terbang mereka di hadapan juri,” kata Heri.
Di kategori RP, Bayucaraka mengikutsertakan robot yang diberi nama Jatayujet_10 (JJ10) V3 yang memiliki kecepatan sekitar 60 meter per detik. Sedang untuk kategori FW, diwakili robot bernama Naya dan untuk kategori VTOL diwakilkan robot Soeromiber V3.
Sementara untuk kategori TD, robot yang diikutsertakan bernama Bayusuta. Robot ini hadir dengan konsep robot terbang yang digunakan untuk keadaan bencana, dilengkapi dengan kamera yang dioperatori dari jarak jauh.
Robot ini mampu mengirimkan koordinat lokasi korban bencana yang dicari kepada operator secara akurat. “Robot ini juga dirancang untuk mengirimkan bantuan logistik kepada korban bencana, yang mampu untuk membawa muatan,” ungkap Heri.
Pelepasan tim yang akan berlaga ini secara resmi dilakukan Dr Soedarso SS MHum, Kepala Seksi Pembinaan Karakter yang mewakili Direktur Kemahasiswaan ITS.
Tim Bayucaraka yang akan bertolak dari Surabaya ke Lampung, Minggu (4/11/2018) mendatang, diberi wejangan agar tetap rendah hati dan tetap mencerminkan mahasiswa ITS yang berbudi luhur.
“Buatlah ITS bangga dengan keberadaan Bayucaraka, tentunya dengan menjadi yang terbaik dalam ajang ini,” tegas Soedarso, Rabu (31/10/2018).(tok)