Enam mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Surabaya (Ubaya) yang tergabung dalam tim Era Eru Teus, raih juara II Festival Startup Elektronika Jawa Timur Tahun 2018, lewat karya SiKarel.
Tim Era Eru Teus terdiri dari Tabah Arivianto (angkatan 2015), Nico Ardianto (angkatan 2016), Rifki Alviyandi (angkatan 2016), Alessandro Augusta (angkatan 2016), dan Andrew Tanujaya (angkatan 2016) dari jurusan Teknik Elektro, serta kristian Tanuwijaya (angkatan 2016) mahasiswa jurusan Teknik Informatika.
“Kami tidak menyangka bisa merebut juara II, mengingat inovasi tim lainnya sangat bagus juga. Ada 3 kategori lomba yang ditawarkan, dan kami mengikuti satu di antaranya, kategori Produk Teknologi Informasi dan Komunikasi,” terang Tabah Arivianto, ketua tim.
Selain merebut juara, SiKarel adalah jawaban dari kebutuhan Fakultas Teknik untuk menggantikan adanya presensi manual yang telah ada sejak awal 2018.
Sistemnya dihubungkan dengan database yang dimiliki oleh unit Akademik dan Sistem Informasi Manajemen Universitas Surabaya.
“Inovasi ini menyempurnakan sistem presensi manual yang sebelumnya masih menggunakan kertas. Inovasi ini menjawab beberapa peluang terjadinya kekeliruan di sistem presensi, setelah kelas berlangsung,” papar Susilo Wibowo, S.T., M.Eng., Dosen Pembimbing Tim.
Sampai hari ini, SiKarel telah digunakan di 14 kelas Fakultas Teknik Ubaya. Alat ini terbukti lebih akurat dalam memasukkan data, cepat dan ekonomis.
Tabah juga menambahkan jika sistem SiKarel lebih fleksibel dan dapat diatur sesuai dengan kondisi kelas, seperti nama mata kuliah yang berbeda, pergantian jam mata kuliah.
Secara teknis penggunaan SiKarel dimulai saat awal dosen masuk ruangan, dosen terlebih dulu membuka sistem presensi kelas dengan menempelkan kartu karyawan.
Setelah itu, mahasiswa bergantian maju ke depan kelas untuk menempelkan kartu mahasiswa. SiKarel bisa mengetahui secara otomatis jika ada mahasiswa yang namanya tidak terdaftar dalam kelas tersebut.
Setelah selesai mengajar, dosen kembali menempelkan kartu karyawan untuk menutup kelas, sehingga tidak ada mahasiswa lagi yang bisa melakukan presensi.
“Sekarang penggunaannya masih menggunakan kartu mahasiswa atau dosen untuk mendeteksi. Kedepan nanti akan kami kembangkan, karena kartu bisa saja hilang dan itu persoalan,” tegas Susilo Wibowo, Selasa (11/12/2018).
Sementara itu, Festival Startup Elektronika Jawa Timur 2018 merupakan ajang kompetisi bagi para startup elektronik dengan inovasi untuk mewujudkan kemajuan industri elektronika di Jawa Timur.
Kegiatan ini bertujuan agar kemampuan atau keahlian startup dapat tersalurkan melalui kompetisi yang diselenggarakan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur.(tok/ipg)