Setelah mencuatnya skandal manipulasi data pengguna Facebook oleh Cambridge Analytica, raksasa media sosial itu membatasi akses para pengembang aplikasi kepada penggunanya.
Para pengembang aplikasi hanya akan mendapatkan sedikit informasi sebelum akhirnya diputus aksesnya bila pengguna FB berhenti menggunakan aplikasi itu.
Para pengembang juga harus mendapatkan persetujuan Facebook sebelum boleh mendapatkan informasi yang lebih rinci lagi soal pengguna.
Para pengembang yang menggunakan Facebook Login kini hanya akan mendapat nama pengguna, profil fotonya, dan alamat email ketika orang sign in ke Facebook.
Untuk informasi lebih dalam, seperti posting-posting pengguna di Facebook, pengembang diharuskan mendapat izin terlebih dahulu dari Facebook.
Facebook akan memutus akses aplikasi ke data pemilik akun setelah tiga bulan pemilik akun tidak lagi mengakses aplikasi itu.
Langkah itu menguntungkan pengguna FB karena belakangan ini banyak orang menyadari telah membiarkan ratusan, bahkan ribuan, aplikasi yang membuat mereka terkoneksi ke akun Facebook mereka. Padahal ada kemungkinan, aplikasi itu bisa melakukan mengumpulkan data.
Perubahan-perubahan kebijakan ini diumumkan hari ini oleh Mark Zuckerberg bos Facebook. Mark juga menggarisbawahi langkah-langkah tambahan Facebook demi memastikan pengguna tidak mengkhawatirkan apa yang terjadi pada data mereka.
Bulan depan Facebook akan menempatkan sebuah tool di atas News Feed yang memungkinkan orang bisa mematikan aplikasi.
FB juga berencana menginvestigasi semua aplikasi yang mengakses banyak sekali data pengguna sebelum ini untuk memastikan tidak disalahgunakan, serta memberi tahu pengguna seandainya data mereka disalahgunakan orang.
Facebook menyatakan tengah mengamati aktivitas mencurigakan pihak-pihak yang tengah diselidiknya dan akan mengaudit total. Jika mereka menolak diaudit, maka mereka akan dikeluarkan dari Facebook, termasuk pengembang yang menyalahgunakan informasi data pribadi pengguna.
Penyelidikan akan ditujukan kepada para pengembang yang berada di platform selama atau sebelum 2014, ketika Facebook membuat perubahan dengan membatasi berapa data yang boleh diakses pengembang.
Waktu itu, pengembang bisa mengakses data dari teman-teman pemakai FB, kendati teman-teman pemakai itu tidak mendapatkan akses sebuah aplikasi.
Itulah yang terjadi pada Cambridge Analytica yang berhasil mencuri informasi dari 50 juta akun, padahal perusahaan analisis data ini hanya menempelkan aplikasinya kepada 300 ribu pengguna FB.
Facebook juga berniat memperluas program pemburuan bug dengan memasukan penyalahgunaan data oleh aplikasi pihak ketiga.
Facebook menyatakan akan mengumumkan aturan-aturan tambah dalam beberapa pekan ke depan.(den/rst)