Pernah mendengar Guillain-Barre Syndrome? Itu merupakan penyakit autoimun yang menyerang sistem syaraf tepi yang dapat menyebabkan kelemahan otot. Bahkan apabila sampai parah bisa sampai terjadi kelumpuhan.
Bayangkan apabila seseorang mengalami kelumpuhan, terutama pada bagian jari tangan yang sangat vital itu. Tentunya untuk melakukan aktivitas sehari-hari juga sangatlah terbatas, bahkan akibat keadaan ini seseorang ada yang sangat bergantung pada orang lain.
Kelumpuhan menyebabkan para penyandang gangguan ini tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri, khususnya akibat kelumpuhan yang terjadi pada bagian jari tangan. Karena jari tangan merupakan alat gerak yang banyak berperan dalam melakukan berbagai hal. Misalnya memegang botol atau gelas untuk minum, melakukan gerakan menjepit untuk menyuap makanan, membuka pintu dan masih banyak aktivitas yang utamanya dilakukan dengan jari tangan. Jika sesorang kehilangan fungsi tersebut, maka ia akan sangat bergantung pada orang lain untuk membantu melakukan aktivitasnya.
Berusaha untuk mencari solusi sekaligus menunjang kemandirian pasien tersebut, mahasiswa program studi Teknik Biomedis, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga yaitu Aisyah Widayani, Ahmad Nurianto, dan Muhammad Amin membuat alat bantu gerak jari berbasis sinyal otot “Hand-Potential” sebagai terobosan untuk pasien pasca Sindrom Guillain-Barre.
Karya inovasi itu kemudian dituangkan dalam proposal tentang Alat Bantu Gerak Jari untuk Pasien Pasca Sindrom Guillain-Barre “Hand-Potential”. Inovasinya ini dinyatakan lolos seleksi Program Kreativitas Mahasiswa bidang Karsa Cipta (PKM-KC), sehingga pengembangannya didanai oleh Kemenristekdikti dalam PKM tahun 2018.
Dijelaskan oleh Aisyah Widayani, sebagai ketua tim PKM-KC ini, bahwa alat bantu gerak jari berbasis sinyal otot “Hand-Potential” itu merupakan terobosan untuk pasien pasca Sindrom Guillain-Barre.
“Dengan adanya alat ini kami berharap dapat menunjang kehidupan pasien lumpuh supaya dapat menjalankan kegiatannya tanpa harus menunggu bantuan dari orang lain,” ujar Ais, panggilan akrabnya.
Selain itu, pasien yang biasanya harus datang ke rumah sakit untuk melakukan terapi, nanti tidak perlu lagi khawatir apabila seorang fisioterapis berhalangan hadir. Karena dengan adanya “Hand-Potential” ini pasien dapat melakukan terapi secara mandiri di rumahnya.
“Hand-Potential ini adalah suatu inovasi alat medis yang mudah dan praktis, sehingga mampu meningkatkan potensi pasien untuk segera sembuh tanpa bergantung dengan terapis,” tambah Muhammad Amin, anggota tim yang lain.
Alat ini juga menggunakan bahan polimer yang bersifat ringan, sehingga mudah dibawa kemana-mana.
Ke depan, mereka berharap alat ini dapat dimanfaatkan oleh masyarakat, khususnya yang mengalami kelumpuhan pada jarinya pasca Sindrom Guillain-Barre. Tujuannya agar ia dapat menunjang aktivitasnya sehari-hari tanpa bergantung pada orang lain.
“Kami juga akan mempublikasikan pada jurnal internasional yang terindeks scopus,” tambah Aisyah Widayani.(iss/ipg)