Facebook mengatakan bahwa peretas mengakses data pribadi dari 29 juta pengguna dalam sebuah peretasan yang diungkap oleh raksasa media sosial itu pada akhir bulan lalu.
Facebook awalnya mengatakan sebanyak 50 juta akun terpengaruh dalam serangan siber yang mengeksploitasi kelemahan perangkat lunak untuk mencuri “token akses” yang memungkinkan orang untuk secara otomatis masuk kembali ke platform.
“Kami sekarang tahu bahwa lebih sedikit orang yang terkena dampak daripada yang kami duga,” kata Guy Rosen Wakil Presiden Manajemen Produk Facebook lansir AFP, Jumat (12/10/2018).
Dia mengatakan para peretas yang identitasnya masih menjadi misteri mengakses nama, nomor telepon, dan alamat email dari 15 juta pengguna, seperti dilansir Antara.
Untuk 14 juta orang lainnya, serangan itu berpotensi lebih merusak.
Facebook mengatakan para peretas mengakses data itu ditambah informasi tambahan termasuk jenis kelamin, agama, kampung halaman, tanggal lahir dan tempat-tempat yang baru-baru ini dikunjungi.
Menurut Rosen, Tidak ada data yang diakses di akun satu juta orang yang “akses token”-nya dicuri.
Serangan itu, menurut Facebook, tidak mempengaruhi produk Facebook lainnya, seperti Messenger, Messenger Kids, Instagram, WhatsApp, Oculus, Workplace, Pages, pembayaran, aplikasi pihak ketiga atau iklan atau akun pengembang. (ant/dwi/ipg)