Facebook mengklaim telah membuat kemajuan dengan membentuk tim perang guna menangkal penyebaran konten-konten berpotensi berbahaya.
Tim khusus yang menangani gangguan-gangguan pemilu via layanan Facebook ini dibentuk pada September lalu, menjelang pemilihan umum Brasil dan Amerika Serikat.
“Tim dapat segera beraksi terhadap ancaman teridentifikasi oleh sistem, sehingga bisa mengurangi penyebaran konten yang berpotensi berbahaya,” kata Samidh Chakrabarti Direktur Manajemen Produk Facebook seperti dikutip Antara, Minggu (21/10/2018).
Tim yang dibentuk Facebook ini beranggotakan lebih dari 24 ahli, termasuk intelijen ancaman, ilmu data, rekayasa perangkat lunak, penelitian, operasi masyarakat, dan tim hukum.
“Dasbor kami menawarkan pemantauan real time pada isu-isu kunci pemilu, seperti upaya mencegah orang memilih, peningkatan spam, potensi gangguan asing, atau laporan mengenai konten yang melanggar kebijakan kami,” katanya.
Tim ini juga memantau liputan berita dan kegiatan yang terkait dengan pemilu di jejaring sosial dan media tradisional lainnya. “Upaya ini memberi kita pandangan kolektif dan membantu melacak jenis konten apa yang dapat menjadi viral,” kata Chakrabarti.
Upaya Facebook ini sangat membantu selama putaran pertama pemilihan presiden Brasil. Misalnya, teknologi Facebook berhasil mendeteksi posting palsu yang mengklaim bahwa hari pemilihan telah diundur dari 7 Oktober menjadi 8 Oktober karena protes nasional.
“Kami dengan cepat mendeteksi masalah, menetapkan bahwa posting itu melanggar kebijakan kami, dan menghapusnya dalam waktu kurang dari satu jam. Dan dalam dua jam, kami telah menghapus versi lain dari posting berita palsu yang sama,” jelas Chakrabarti.
Dengan teknologi machine learning dan kecerdasan buatan (AI), Facebook bisa memblokir atau menonaktifkan akun palsu yang menjadi penyebab begitu banyak akar masalah secara lebih efektif.(ant/iss/rst)