Internet memang bisa diandalkan untuk mencari berbagai informasi. Tapi di sisi lain, juga mendatangkan sebuah gejala yang dinamakan cyberchondria atau yang lebih dikenal dengan compuchondria.
Cyberchondria adalah gejala di mana seseorang terlalu memikirkan kondisi kesehatan mereka dan mencoba mendiagnosisnya sendiri dengan bantuan informasi yang tersedia di internet daripada mengunjungi ahli kesehatan.
Masalah ini telah menjadi perhatian utama di kalangan praktisi kesehatan. Namun, cyberchondria berbeda dengan hipokondria. Kalau hipokondria adalah kondisi di mana orang terlalu khawatir tentang kesehatan mereka dan terpengaruh secara psikologis.
Cyberchondria sering terjadi pada seseorang yang memiliki pengalaman kehilangan orang atau ada orang di sekitarnya yang terkena penyakit serius. Seorang ibu yang baru melahirkan juga rentan terhadap masalah ini, seban mereka cenderung mencari informasi kesehatan di internet, demikian laporan yang dilansir Antara dari Boldsky, Minggu (1/9/2018).
Orang yang terkena cyberchondria bisa memeriksa gejala penyakit yang mereka alami di internet selama 1-3 jam setiap hari. Kecemasan akan semakin bertambah parah ketika mereka melakukan berbagai penelitian mengenai gejala penyakit.
Orang sering salah mengartikan penyakit dengan mencari informasi mengenai obat dan perawatan melalui internet. Padahal, gejala yang sedang dihadapi bisa serupa dengan kondisi lain. Hal terbaik yang harus dilakukan adalah berkonsultasi dengan ahli kesehatan.
Cyberchondria perlu untuk diobati dengan terapi perilaku kognitif. Ini adalah psikoterapi dengan mengubah pikiran negatif seseorang tentang diri sendiri dan dunia melalui pola perilaku. Perawatan tersebut sama untuk orang-orang yang menderita depresi.
Terapi ini juga membantu mengatasi kebiasaan membaca informasi yang berhubungan dengan kesehatan. Kalau merasa ada yang tidak beres dengan tubuh, lebih baik segera dikonsultasikan kepada ahli medis.(ant/iss/rst)