Joint International Workshop 2018 yang digagas prodi Arsitektur Universitas Kristen (UK) Petra Surabaya bekerjasama dengan The University of Hong Kong (HKU), digelar 2 hari dan berakhir Rabu (29/8/2018).
Kegiatan bertema: Surabaya Sustainable Development: Architecture, Environment, and Green Open Space, kegiatan ini rangkaian program 2018 Asia Pacific Rim University (APRU) Sustainable Cities and Landscape – Design Field School oleh Divisi Arsitektur Lanskap, Fakultas Arsitektur, HKU.
Surabaya sengaja dipilih guna memberi kesempatan mahasiswa, akademisi dari berbagai disiplin ilmu dan dari beberapa universitas di kawasan Asia Pasifik untuk mempelajari isu-isu lingkungan dan pembangunan keberlanjutan.
Timoticin Kwanda, B.Sc., Mrp., Ph.D., dosen pengajar Prodi Arsitektur UK Petra sekaligus koordinator acara menyampaikan, bahwa para mahasiswa diharapkan lebih memahami dan sadar menjaga lingkungan alam.
“Kami berharap para mahasiswa menjadi lebih sadar guna menjaga lingkungan alam dan sekitarnya dan ketika mendesain bangunan tidak berdampak negatif atau merusak atau menyebabkan polusi udara, suara, pada sekitar,” terang Timoticin Kwanda.
Peserta Joint International Workshop 2018 tidak hanya berasal dari program studi Arsitektur UK Petra saja namun juga berasal dari beberapa universitas luar negeri seperti Zhejiang University di Cina, University of Oregon di Amerika Serikat, Korea University di Seoul Korea, University of Sydney dan University of New South Wales di Australia, dan University of the Philippines Diliman di Quezon City, Filipina.
Di hari Selasa (28/8/2018), peserta belajar tentang Urban Design and Landscape in Hongkong dari Prof. Matthew Pryor, dosen pengajar di HKU.
Dilanjutkan kunjungan ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Timur untuk mengetahui rencana pengembangan Taman Wisata Alam Kawah Ijen.
Peserta juga mendapatkan penjelasan tentang The Green Building P1-P2 UK Petra oleh Ivan Priatman, dari Archimetric, studio arsitek yang mendesain gedung baru Universitas Kristen (UK) Petra Surabaya.
Gedung P1-P2 adalah karya Ir. Jimmy Priatman, M.Arch., dosen pengajar Prodi Arsitektur UK Petra. Dalam mendesain gedung tersebut, hal pertama yang dipertimbangkan adalah meneruskan kekhasan yang dimiliki gedung-gedung UK Petra.
“Lantai dasar setiap gedung di kampus ini memiliki fungsi sebagai ruang publik. Termasuk mendesain gedung yang ramah pejalan kaki,” papar Ivan.
Ivan juga mengungkapkan bahwa bentuk gedung menyerupai huruf V, digunakan untuk meminimalisir paparan matahari di sepanjang tahun dan memberikan ruang terbuka di tengah bangunan.
Dengan demikian energi yang diperlukan untuk pendinginan ruangan bisa diperkecil. Hemat energi menjadi komponen utamanya.
Dari Gedung P1-P2, peserta melanjutkan kunjungan ke Wonorejo Mangrove Ecotourism, Pasar Burung Bratang, dan ruang terbuka hijau Taman Flora.
Pada Rabu (29/8/2018) atau hari kedua Joint International Workshop 2018, diawali kunjungan ke lokasi Lumpur Lapindo, kawasan perumahan Citraland, kampung Green and Clean Gundih penghasil produk herbal dan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), Kawasan Ampel, dan Pelabuhan tradisional Tanjung Perak.
Saat di hutan Mangrove Wonorejo, Timoticin menyampaikan bahwa diharapkan dari kunjungan ke kawasan mangrove Wonorejo, peserta melihat bahwa mangrove memiliki manfaat tidak sekedar sebagai penahan abrasi saja.
“Selain sebagai penahan abrasi di kawasan pantai, tanaman Mangrove adalah sumber makanan bagi habitat didalamnya seperti ikan. Mangrove juga menjadi sumber oksigen. Dibutuhkan kawasan semacam ini bagi pembangunan kota Surabaya,” pungkas Timoticin.
Pembangunan fisik kota seperti yang terus berlangsung di Surabaya, tegas Timoticin harus terkontrol dan diseimbangkan sesuai dengan kebutuhan serta kapasitas yang tersedia.(tok)