Lomba vlog Kantor Staf Presiden (KSP) Republik Indonesia mengajak mahasiswa dan anak muda menyampaikan pendapatnya secara kreatif dengan menyenangkan.
Elisabeth Glory Victory, mahasiswi Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Kristen Petra (UK Petra) Surabaya menjadi pemenang dalam kategori Kontribusi Untuk Negeri.
Ada dua kategori dalam lomba vlog ini, kategori pertama Kontribusiku untuk Negeri yang berisi pendapat dan usulan atas kinerja pemerintah Indonesia.
Kategori kedua yaitu Caraku Menuju 2045 yang berisi cita-cita dan rencana 10 tahun ke depan, serta upaya apa yg dipersiapkan sejak sekarang.
Peserta membuat vlog selama satu menit dan mengunggahnya di instagram pribadi masing-masing peserta, peserta juga harus mentag lima temannya.
Disertai dengan menuliskan caption menarik, mention dan tag instagram Kantor Staf Presiden, serta memberi tagar #kantorstafpresiden, #KSPmendengar, #kerja3ersama, dan #KSPgoestocampus.
Elisabeth Glory Victory awalnya mengikuti kategori Caraku Menuju 2045, tetapi justru terpilih menjadi pemenang untuk kategori Kontribusiku untuk Negeri.
Hal ini berdasarkan hasil pertimbangan juri karena substansi vlognya yang memberi pandangan tajam atas isu distrust anak muda terhadap pemerintah akibat gap komunikasi dan menunjukkan aksi konkrit dengan menjadi influencer sosial politik.
Dalam vlognya, gadis yang biasa disapa Ory ini menyatakan keinginannya agar masyarakat Indonesia terutama anak-anak muda dan kaum terpelajar tidak lagi apatis dan peduli terhadap politik.
Sebagai mahasiswa, Ory sering mendengar perkataan teman-temannya bahwa siapapun pemimpinnya, tidak akan ada perubahan, politik dianggap jauh dari kita.
Buruknya persepsi terhadap pemerintah ini menimbulkan apatisme di kalangan mahasiswa. Publisitas akan bobroknya Indonesia juga menambah gap dan distrust politik di kalangan masyarakat.
“Rasa kecewa menghambat kontribusi anak muda untuk membuat gebrakan, padahal kita anak-anak muda adalah kunci perubahan,” terang Ory alumnus SMAKr Petra 2 Surabaya ini.
Menyongsong 100 tahun Indonesia di tahun 2045 mendatang, mahasiswi kelahiran Ambon 20 tahun silam ini menyatakan keinginannya untuk menghentikan distrust politik yang ada.
“Indonesia butuh pemimpin, tapi bukan hanya di bidang politik, tetapi juga di sosial media. Karena itulah yang menyuntik informasi bagi mahasiswa seperti kami, agar menceritakan bahwa harapan itu masih ada dan bahkan sangat terang bagi yang mau berjuang,” tegas Ory.
Sebagai hadiah, Ory berkesempatan melakukan eduventure ke Kantor Staf Presiden di Jakarta, sekaligus menerima biaya transportasi, akomodasi, dan juga memberikan uang saku sebesar Rp. 1.000.000,-.
Selama di Jakarta, putri pasangan Mayri Suzana dan David Yenarto ini diajak berkeliling Kantor Staf Presiden, berdiskusi dengan para staf Kantor Staf Presiden, serta bertemu dengan Moeldoko, Kepala Staf Kepresidenan Republik Indonesia.(tok)