M Nasir Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) menyambut kedatangan uji coba motor listrik “Gesits” (Garansindo Electric Scooter ITS) yang telah menempuh perjalanan dari Jakarta ke Denpasar selama lima hari.
“Uji coba prototipe motor listrik Gesits aman, tidak ada kendala yang berarti selama perjalanan,” kata Nasir dalam acara penyambutan uji coba ketahanan Gesits di Kantor DPRD Bali, Denpasar, Sabtu (12/11/2016).
Motor listrik Gesits merupakan salah satu pengembangan inovasi riset yang dikembangkan Kemenristekdikti di bidang transportasi.
Nasir mengatakan Gesits rencananya akan diproduksi massal pada 2018, namun dia mendorong agar izin produksinya dapat terbit pada 2017.
Gesits adalah motor bersumber listrik produk riset hasil kerja sama antara Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya dan PT Garansindo Surabaya.
“Motor listrik ini diciptakan untuk mendukung program “hilirisasi” hasil riset perguruan tinggi untuk dijadikan sebuah industri,” kata Nasir seperti dilansir Antara.
Jumain Appe Direktur Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi mengatakan, kerja sama riset ini sendiri telah banyak mendapatkan insentif dari Kemenristekdikti.
Sampai saat ini, lewat bantuan hibah riset Kemenristekdikti, telah dihasilkan lima unit sepeda motor listrik Gesits yang siap uji ketahanan dan lima unit untuk uji kerusakan.
Uji coba ketahanan Gesits dilakukan dengan dikendarakan dari Jakarta pada Senin (7/11) sekitar pukul 10.00 WIB dan memasuki Pulau Bali pada Jumat (11/11) pukul 17.00 WITA dengan menempuh total jarak sekitar 1.500 kilometer.
Para pengendara uji coba Gesits dari Jakarta ke Denpasar adalah tiga mahasiswa ITS, yaitu Yoga Uta Nugraha (mahasiswa semester VIII jurusan teknik elektro), Grangsang Sotia Ramadani, dan Filipi Cahya (mahasiwa pascasarjana teknik mesin).
Kecepatan Gesits bisa mencapai 100 kilometer per jam, tetapi dalam uji coba tersebut dijaga di kecepatan rata-rata 60 kilometer per jam.
Kapasitas baterai ion litium (li-ion) di Gesits dibagi dalam dua tipe, yaitu 6 kwh dengan maksimal kecepatan hingga lebih dari 100 kilometer per jam dan 3 kwh dengan kecepatan 60-70 kilometer per jam.
“Kami 12 kali ganti baterai selama perjalanan. Ketika hujan juga aman, tidak ada kendala elektrifikasi,” kata Yoga.
Dia mengatakan kendala yang dihadapi selama perjalanan adalah mesin motor yang mengalami temperatur tinggi hingga 90 derajat Celsius sehingga langsung menyebabkan mesin mati.
Kendala overheating mesin tersebut diatasi dengan memberikan aliran udara ke mesin, dan upaya tersebut efektif menurunkan temperatur menjadi 50-60 derajat Celcius. (ant/bid/ipg)