Jessica Angelia, Hanna Septy Pekaata, dan Stephen Utomo, tiga mahasiswa jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya berinovasi menjadikan kulit Markisa sebagai pengawet alami minyak goreng.
Kulit buah Markisa, berdasarkan berbagai sumber serta informasi dosen pembimbing ke 3 mahasiswa itu, ternyata memiliki kandungan Antioksidan yang cukup tinggi. Untuk dipakai sebagai pengawet Minyak Goreng maka kulit Markisa harus diubah menjadi ekstrak.
“Proses pembuatan ekstrak hanya dua hari, dan proses pembuatannya cukup mudah dilakukan. Jika sudah dalam bentuk ekstrak maka bisa digunakan langsung dalam Minyak Goreng,” ujar Jessica Angelia.
Setelah kulit buah Markisa dikeringkan dengan cara dijemur untuk mengurangi kadar air di dalamnya, dilanjutkan dengan dipanggang atau dikeringkan dalam oven. Kemudian kulit Markisa dihancurkan atau ditumbuk sampai halus hingga menjadi serbuk.
“Serbuk dicampur Etanol sebagai pelarut, dengan komposisi 1:4 selama 8 jam. Hasilnya, larutan dipisahkan menjadi cairan. lalu memasuki proses penguapan dengan menggunakan mesin evaporasi. Dan dari penguapan itu dihasilkan ekstrak kulit Markisa berwarna Oranye gelap,” kata Jessica.
Dari ekstrak kulit Markisa tersebut bisa langsung dipakai dengan mencampurkannya dengan minyak goreng. Pada saat minyak dicampur dengan ekstrak, warna minyak yang kekuningan berubah menjadi lebih oranye, tetapi setelah dipakai warnanya kembali seperti minyak baru.
Ekstrak kulit Markisa ini bekerja dengan cara memperlambat laju oksidasi minyak, sehingga minyak tidak mudah tengik, kotor atau menjadi hitam.
“Jika minyak goreng biasa setelah 5 kali digunakan menggoreng berubah warna menjadi gelap dan kotor. Dengan mencampur ekstrak kulit Markisa, minyak goreng masih tetap jernih meskipun sudah dipakai 10 kali menggoreng,” kata Jessica, saat ditemui suarasurabaya.net, Kamis (18/2/2016).(tok/rst)