Industri-industri perusahaan mobil mulai meminati perkembangan serta memantau potensi yang muncul dari konsumsi mobil listrik yang akan dikembangkan di Indonesia.
“Mobil ramah lingkungan banyak terdapat di listing penjualan, kebanyakan model hybrid, 90 persen konsumen menyukai mobil jenis hybrid di kawasan Asia,” kata Wouter van der Kolk Managing Director Carmudi Indonesia, di Jakarta, Kamis (21/8/2015) seperti dikutip Antara.
Pasar mobil listrik global diproyeksikan mencapai 271,67 milyar dolar AS pada tahun 2019, dengan total penjualan 64,4 juta unit.
“Di Asia akan banyak mobil-mobil listrik mengaspal di jalanan kota-kota besar pada akhir tahun 2017 mendatang. Semakin meningkatnya dukungan pemerintah untuk pengembangan dan riset serta insentif pajak untuk pembeli mobil-mobil elektrik akan melapangkan pabrikan mobil-mobil listrik Asia, termasuk salah satunya Indonesia,” katanya.
Sementara itu, Noegardjito Sekretaris Umum Gaikindo, menekankan perlu adanya pemerataan infrastruktur agar mobil listrik dapat diterima masyarakat Indonesia.
“Kami dengan 40 perusahaan yang tergabung di Gaikindo memang mudah saja memproduksi mobil listrik untuk konsumen di dalam negeri. Tapi, sekarang permasalahannya adalah infrastruktur terutama ada tidaknya `charging station`,” katanya.
Untuk merealisasi mobil listrik, tuturnya, saat ini harus ada komitmen dari pemerintah. Salah satunya dalam meningkatkan jumlah dan perluasan infrastruktur penunjang mobil listrik.
Sebelumnya, mobil listrik bertenaga surya Widya Wahana V hasil karya mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) telah diuji coba dengan perjalanan mencapai 1.200 kilometer (km) dari Jakarta hingga Bali tepat pada peringatan 70 Tahun Kemerdekaan Indonesia.
Generasi V mobil surya yang dikembangkan mahasiswa ITS disiapkan untuk dapat mengangkut dua orang.
Kemudian, M. Nasir Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) juga mengatakan bahwa uji coba Tour de Java Bali dapat mensosialisasikan pentingnya pengembangan transportasi bertenaga alternatif, khususnya tenaga surya atau matahari pada masyarakat Indonesia.
“Mobil dengan bertenaga surya ini merupakan teknologi masa depan yang semakin banyak dikembangkan di dunia. Termasuk mereka yang berada di Silicon Valley juga mengembangkan teknologi ini,” ujar dia. (ant/dop)