Sabtu, 23 November 2024

Menristek Usul ITS Bangun Teknopark

Laporan oleh Zumrotul Abidin
Bagikan
Muhammad Nasir Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, mendengarkan penjelasan peneliti Perkapalan ITS Surabaya. Foto: Abidin suarasurabaya.net

Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi menyatakan, sejak bulan Februari lalu telah membebaskan biaya pengurusan hak paten bagi periset teknologi.

Hal ini dilakukan untuk mendorong para peneliti ristek untuk bermanfaat langsung bagi dunia industri.

“Bapak Presiden menyampaikan, riset yang mempunyai manfaat pada industri harus didorong terus. Disamping peneliti akademik yang masih riset dasar,” kata Nasir di Kampus ITS Surabaya, Kamis (10/9/2015).

Bentuk dorongan untuk periset ini dalam bentuk alokasi anggaran, akses menemukan industri dan pengurusan keuangan dan perbankan.

“Kebijakan Menteri Keuangan yang menyangkut perpajakan dan asuransinya nanti juga dipermudah untuk periset. Asalkan riset berbau inovasi yang nilai lokalnya tinggi,” katanya.

Untuk regulasi pengurusan hak paten untuk hasil penelitian, Nasir mengatakan, sementara ini pemerintah memberikan dispensasi untuk pengurusan awal sebelum riset tersebut dihilirkan ke industri.

“Saya berjuang biar tidak ada biaya paten bagi hasil riset yang belum industri. Tapi, kalau sudah dapat relasi dengan industri maka nanti biaya perawatan hak paten dapat dipotongkan dari royalti yang didapat dari industri,” jelasnya.

Hingga saat ini, kata Nasir, pihaknya tengah mengurus hak paten baik nasional maupun internasional sebanyak 300 hak paten.

“Anda perlu tahu, hak paten itu biayanya milyaran per satuannya. Untuk biaya pemiliharaan paten sebesar Rp5 juta bisa dibiayai sendiri,” katanya.

Sementara itu, melihat hasil riset di Institut Teknologi Sepuluh Nopember yang beragam, Nasir merasa takjub dan menyarankan agar ITS membuat Teknopark.

“Ini suatu kontribusi ITS untuk negara. Kedepan, produk inovasi yang dihasilkan itu harusnya bisa dihilirkan ke dunia usaha,” katanya.

Nasir menyarankan, agar ITS membangun kawasan teknologi (Teknopark) yang mewadahi seluruh hasil penelitian ITS agar bisa dimanfaatkan oleh dunia usaha.

“Di Perguruan Tinggi di Iran, telah mengembangkan teknopark berjalan baru 10 tahun. Tapi, sudah menghasilkan 1000 industri mulai yang kecil sampai besar,” katanya.

Dari teknopark tersebut jika terus berinovasi menjadi industri baru akan membawa manfaat besar sekali. Mulai dari royalti dari perusahaan yang menggunakan inovasi tesebut.

“Saya berharap ITS bisa buat Teknopark ITS yang bisa menghilirkan ke dunia usaha,” katanya. (din/dop/rst)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
27o
Kurs