Dinas Pendidikan Pemerintah Provinsi Jawa Timur akan ikut mencari investor guna memproduksi secara massal Mikrobus Suryawangsa 2 bertenaga surya karya siswa SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi, Malang.
Janji ini disampaikan Harun, Kepala Dinas Dinas Pendidikan usai meluncurkan Mikrobus Suryawangsa 2 karya pelajar SMK Muhammadiyah Gondanglegi di Kantor Gubernur, Jumat (26/12/2014).
“Kita akan cari, siapatahu ada pengusaha yang berminat untuk mengembangkan dan memproduksi secara massal karya anak-anak SMK ini,” kata Harun.
Dalam kesempatan ini, Harun juga mencoba untuk naik Mikrobus berkonsep kendaraan umum ini berkeliling halaman kantor gubernur di Jl Pahlawan, Surabaya.
Menurut Harun, dari sisi body dan mesin, Mikrobus ini sudah sangat baik. Konsep lima penumpang ini diyakini akan menjadikan mobil ini sangat cocok untuk menjadi angkutan umum di perkotaan.
“Mungkin yang perlu dibenahi sedikit interiornya, misalnya harus dilengkapi AC, setir juga kalau memungkinkan juga dibuat steering,” kata Harun.
Sementara itu Thohir Luth, Kepala Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur mengatakan, mobil ini secara resmi juga telah diluncurkan pada 19 Desember 2014 di gedung dakwah muhammadiyah Jakarta.
Saat itu, peluncuran dilakukan oleh Din Syamsuddin, Ketua umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan Anies Baswedan Menteri Pendidikan
Dari Jakarta mobil ini lantas dibawa menyusuri beberapa daerah dan singgah di sekolah dan kantor Muhammadiyah di sepanjang daerah mulai Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah hingga Jawa Timur. Pada Jumat (26/12/2014) pagi tadi, mobil tersebut tiba di Kantor Gubernur Jawa Timur.
“Suryawangsa adalah sumbangan dan karya nyata sekolah Muhammadiyah untuk bangsa, sekaligus tekad sekolah Muhammadiyah menjadi bagian dari motor teknologi mutakhir, bukan sebatas objek dari perubahan teknologi,” kata Thohir Luth.
Ahmad Muhtadi, koordinator pembangunan mobil Suryawangsa mengatakan pembangunan mobil tersebut dibangun dengan biaya sebesar Rp107 juta, namun jika diproduksi secara massal, biaya per unitnya maksimal adalah Rp99 juta.
Risetnya melalui beberapa tahapan, yakni riset dasar pada 2009-2010, riset terapan pada 2011-2012 yang melahirkan produk Suryawangsa 1, riset penyempurnaan dan pengembangan pada 2013-2015, dan produksi massal terbatas pada 2016-2020.
Menurut dia, pengerjaan Suryawangsa 2 melibatkan 16 orang dari guru dan siswa dengan lima kompetensi keahlian, yaitu teknik kendaraan ringan, teknik sepeda motor, teknik ototronik, teknik instalasi tenaga listrik serta teknik komputer dan jaringan.
Mikrobus berjenis Solar-Car ini diberinama Suryawangsa 2 Arjuna type 4.0 dengan spesifikasi teknis yakni Photovoltaic (Cell Surya) berjumlah empat unit, tegangan 48 volt, arus peak power 4 Ampere, daya (peak power) 168 Wa. Untuk baterei berjumlah delapan unit dengan tegangan 48 volt, berkapasitas 225 Ah, jenis seal lead acid (basah).
Selanjutnya, controller berjumlah satu unit, arus maksimum 400 Ampere, tegangan input 48 volt. Motor jenis DC series, tegangan 48 Volt, daya 4 KW, kecepatan 5000 rpm.
Sistem Mekaniknya drive train direct couple-front axle. Suspensi roda belakang independent double wishbone, roda depan independent double wishbone.
Dimensi panjang 3500 mm, lebar, 1.600 mm, tinggi 2.200 mm, berat kosong 850 kilogram, wheelbase 3.000 mm, performance kecepatan maksimum 70 kilometer per jam.
“Untuk pengisian baterei bisa bertahan hingga 100 km,” kata dia. Baterei sendiri bisa diisi dengan listrik selama enam jam, atau dengan menggunakan cahaya matahari selama lima hari dengan catatan perhari mobil tersebut harus mendapatkan matahari selama lima jam. (fik/rst)