Satu jamaah calon haji (JCH) asal Kabupaten Nganjuk terpaksa ditunda keberangkatannya ke Tanah Suci. Ini disampaikan dr Muhammad Budi Hidayat Kepala Bidang Kesehatan Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Surabaya, Senin (22/7/2019).
Budi mengungkapkan, jamaah yang tergabung dalam kloter 41 itu ditunda keberangkatannya karena mengeluh sakit demam disertai batuk. Setelah dilakukan pemeriksaan, jamaah laki-laki berusia 86 tahun itu dinyatakan positif mengidap tuberkulosis (TBC).
“Ditemukan jamaah dari kloter 41 asal Kabupaten Nganjuk, laki-laki usia 86 tahun. Setelah kami periksa, yang bersangkutan positif penyakit TBC. Untuk itu, kami tunda keberangkatannya sampai diobati dulu,” kata Budi.
Untuk saat ini, kata dia, jamaah calon haji itu sudah dipulangkan ke daerahnya untuk menjalani pengobatan. Perkembangannya akan dipantau selama 2 minggu sampai respon positif obat terhadap tubuhnya.
Jika hasil pengobatannya itu membaik atau negatif TBC, maka jamaah dapat diterbangkan bersama kloter terakhir. Begitu juga sebaliknya, jika masih menunjukkan positif TBC maka jamaah tersebut terpaksa dibatalkan keberangkatannya untuk tahun ini.
“Kita pulangkan ke daerahnya dan ditangani tim kesehatan daerah. Pengobatan TBC itu sampai 6 bulan. Tapi kita tunggu 2 minggu sampai respon positif obat terhadap tubuh. Kalau hasilnya baik, akan berangkat dengan kloter trakhir. Tapi kalau belum, terpaksa dibatalkan keberangkatannya,” jelas dia.
dr Budi mengungkapkan, dari kloter pertama hingga kloter 49 saat ini, total ada 22 jamaah yang sempat ditunda keberangkatannya ke Tanah Suci karena sakit. Namun, 18 jamaah di antaranya sudah diberangkatkan.
Saat ini, tersisa 4 jamaah yang masih ditunda keberangkatannya karena harus menjalani pengobatan atau perawatan medis. Karena mengalami sakit anemia, stroke, demam berdarah, dan hyperkalemia. (ang/dwi/rst)