Jemaah Calon Haji (JCH) berisiko tinggi (risti) kini dilengkapi dengan Kartu Kesehatan Jemaah Haji (KKJH) sebagai pengganti gelang berwarna yang dipakai sebagai penanda pada tahun lalu.
Pantauan suarasurabaya.net, JCH di Asrama Haji Embarkasi Surabaya menggunakan KKJH yang dikalungkan di leher. Acub Zaenal Wakil Kepala Bidang Kesehatan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Surabaya mengatakan, jemaah berisiko tinggi ditandai dengan oranye. Bagi jemaah yang KKJH-nya tanpa warna, maka dinyatakan jemaah tersebut sehat.
“Tahun ini, Kemenkes (Kementerian kesehatan, red) tidak lagi memberikan gelang kesehatan dengan tiga warna, yakni merah, kuning dan hijau sebagaimana tahun sebelumnya. Penanda bagi JCH kini berupa KKJH yang disertai penanda risti dalam bentuk kotak berwarna orange,” katanya saat ditemui di Asrama Haji Surabaya.
Tak hanya itu, KKJH juga dilengkapi dengan barcode serta kode QR. Barcode ini berisi data-data kesehatan JCH jika discan. Hal ini menurut Acub merupakan inovasi yang akan sangat membantu, mengingat Indonesia tiap tahun mengirim jemaah haji dalam jumlah besar.
Acub menambahkan, ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan mengganti gelang dengan KKJH. Pertama, gelang perlu identifikasi yang banyak dengan benerapa kategori warna tergantung dari risiko dan usia. Kedua, mengidentifikasi JCH dengan risiko tinggi melalui gelang relatif lebih susah. Melalui KKJH yang dikalungkan di leher, petugas kesehatan bisa fokus pada JCH yang memiliki kartu berwarna oranye.
Sebagai informasi, setiap satu kloter JCH, akan didampingi oleh tiga petugas kesehatan. Tiga petugas ini terdiri dari satu dokter dan dua paramedis. Mereka akan mendampingi jemaah haji mulai dari keberangkatan, selama di Tanah Suci, hingga kembali ke Indonesia. (bas/iss/ipg)