Para petugas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) yang akan melayani jemaah haji Indonesia saat di Arab Saudi, dibekali manajemen krisis sehingga dapat merespon dengan baik masalah yang terjadi di luar dugaan.
Sebuah krisis umumnya tidak terjadi secara tiba-tiba. Biasanya telah ada beberapa indikasi yang dapat dicermati dan dipelajari sebelumnya. Krisis juga terjadi bukan karena faktor eksternal, tapi justru karena faktor internal.
Demikian ditegaskan Hadi Rahman Staf Khusus Menteri Agama saat memberikan pembekalan Manajemen Krisis di hadapan 780 petugas haji di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta, Sabtu (2/6/2018). Pelatihan tersebut akan berlangsung hingga Senin (4/6) mendatang.
“Contoh saat peristiwa crane, saya menolak disebut musibah, karena sejak awal saya sudah merasa aneh jika crane masih terus beroperasi di saat jemaah sudah mulai memadati Masjidil Haram,” ujar dia, seperti dikutip di laman Kementerian Agama, Jakarta seperti dilansir Antara.
Selain kecelakaan crane, Hadi juga mencontohkan kasus terinjaknya jemaah haji Indonesia di Mina. “Salah satu faktornya karena adanya pelanggaran jadwal dan jalur perjalanan yang sudah diatur sebelumnya,” ujarnya.
Oleh karena itu, perlu ada strategi berupa mematuhi aturan bersama yang baku dan telah disepakati sebelumnya. “Yang terpenting bagi petugas harus mampu menempatkan diri sebagai teman bagi jemaah dan ini adalah hakikat manajemen krisis sesungguhnya,” kata dia. (ant/dwi/rst)