Jamaah haji Indonesia dan jamah dari beberapa negara dikejutkan oleh hujan badai di kota Makkah Arab Saudi, Rabu (5/9/2018) malam.
Hujan badai disertai petir datang secara tiba-tiba membuat jamaah haji yang sedang melaksanakan ibadah umrah panik dan berlarian menyelamatkan diri.
Suasana semakin mencekam ketika petugas keamanan Masjidil Haram menyerukan melalui pengeras suara supaya jemaah berlindung di tempat yang aman dan menjauh dari kaca. Dikhawatirkan kaca bagian luar masjid tidak kuat menahan tekanan hujan badai yang berlangsung antara 15 sampai 20 menit.
Hj Erma Rahmawati Kepala Madradah Aliyah Negri (MAN) 1 Jombang Jawa Timur, yang tergabung dalam Kloter 79 embarkasi Surabaya menceritakan kejadian kepada suarasurabaya.net, Kamis (6/9/2018) dinihari.
Kata alumnus Universitas Negeri Jember ini, waktu terjadi hujan badai ia bersama Heru suaminya sedang Sa`i (mengelilingi bukit Sofa dan Marwah) di kawasan Masjidil Haram, tidak jauh dari sumur atau sumber air zam-zam.
Pada putaran ke empat dari tujuh putaran yang harus dilaksanakan, tiba-tiba terdengar suara gemuruh yang mengerikan. Beberapa jamaah ada yang meneriakkan takbir dan membaca istighfar sekencang-kencangnya.
“Saya melihat ada ibu-ibu yang menangis ketakutan dan ada yang berlarian menyelamatkan diri ke dalam masjid,” kata Erma.
Di luar Erma juga melihat jemaah berlarian mencari tempat berlindung dari guyuran hujan disertai angin kencang.
Jemaah laki-laki yang mengenakan pakaian ihrom, memegangi kuat kuat baju ihromnya, supaya tidak terlepas akibat terpaan badai.
Hujan ini menyisakan genangan air di di luar Masjidil Haram setinggi 10 sampai 15 centimeter. Drainase yang cukup baik, membuat genangan air itu cepat surut.
“Alhamdulillah hujan badai ini tidak sampai menimbulkan korban meninggal maupun luka. Jemaah kembali melakukan sa`i setelah hujan badai itu berhenti,” kata Erma yang berangkat ke Tanah Suci pada gelombang dua.
Cerita Erma yang tinggal di Desa Bakalan Ngoro Jombang, selama melaksanakan ibadah haji sudah dua kali mengalami hujan badai. Yang pertama waktu wukuf di Arafah dan Rabu malam kemarin.
Meskipun hujan dan badai itu menakutkan, Erma maupun jamaah yang lain memaknainya sebagai rahmad. Dengan turunnya hujan itu, Arafah yang semula suhunya di atas 38 derajat, berubah menjadi sejuk. “Subhanallah, Allahu Akbar,” tulis Erma mengakhiri ceritanya. (jos/dwi/ipg)