Jemaah diminta mengingat beberapa hal ketika bepergian ke masjidil haram dengan menggunakan Bus Shalawat.
Jemaah diminta mengingat kode warna tiap rute dan terminal terakhir mana bus tersebut berhenti. Agar tidak tersasar, waktu pulang, jamaah haji harus naik dari terminal yang sama ketika datang, karena tiap terminal melayani rute yang berbeda-beda.
Menurut Rudy Hartono reporter Suara Surabaya di Mekkah, agar memudahkan mengingat, jamaah haji sebaiknya mengenali lingkungan sekitar terminal, ciri-ciri yang khas, dan kondisi bangunan sekitarnya. Kalau perlu bisa mengambil foto untuk memudahkan mencari kembali lokasi terminal terakhirnya.
Pada Selasa (5/9/2017) siang Bus Sholawat kembali beroperasi setelah berhenti beroperasi melayani jemaah sejak dua hari menjelang Armina. Bus Shalawat merupakan sarana transportasi yang disediakan oleh pemerintah Indonesia untuk melayani jemaah selama di Mekkah. Bus ini sebagai alat transportasi pergi pulang ke Masjidil Haram. Bus Shalawat disediakan untuk maktab dalam radius 1,5 kilometer dari mMsjidil Haram dan beroperasi selama 24 jam.
Bus Sholawat memiliki 11 rute layanan, 48 halte, dan tiga terminal. Terminal terakhir dari berbagai rute berada di sekitar Masjidil Haram. Rute-rute ini antara lain dari Syisyah, Aziziah, Mahbas Jin, dan Raudhah.
Wilayah-wilayah inilah yang banyak dilayani dengan bus shalawat, sementara al jarwal tidak mendapatkan jatah Bus Shalawat karena masih dalam radius 1,5 kilometer. Untuk menikmati layanan Bus Shalawat, jemaah tidak dipungut biaya apapun. (rud/iss/ipg)