Sebanyak sembilan haji asal Jawa Timur masih tertinggal di Arab Saudi hingga kelompok terbang (kloter) terakhir atau Kloter 64 datang di Surabaya, Sabtu (15/10/2016) sore.
“Ada sembilan haji dari Jatim yang tertinggal kloter-nya, karena enam haji yang sakit dan tiga haji karena tersangkut masalah hukum,” kata HM Sakur Kabid Haji dan Umrah Kanwil Kemenag Jatim,seperti dilansir Antara.
Keenam haji dari Jatim yang sakit itu antara lain dirawat di RS King Faishal Mekkah, KKHI Mekkah, RS King Abdul Aziz, KKHI Madinah (TBC), dan sebagainya.
Untuk tiga haji yang terlibat masalah hukum itu berasal dari kelompok terbang (kloter) 39/Gresik Debarkasi Surabaya (SUB 39) yang sempat ditahan imigrasi Bandara Amir Mahmud bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah karena diketahui membawa uang melebihi jumlah ketentuan.
“Informasi yang kami terima dari Ketua PPIH Arab Saudi Ahmad Dumyathi Basori bahwa mereka telah bebas, namun mereka masih harus menjalani serangkaian pemeriksaan,” katanya.
Ketiganya adalah Ansharul Adhim Abdullah (47) dengan nomor paspor B3924641, beralamat di Tebaloan, Gresik, Jawa Timur; Sri Wahyuni Rahayu (36), nomor paspor A4227775, istri Ansharul Adhim Abdullah; dan Rochmat Kanapi Podo (58) nomor paspor B3724068, beralamat di Dusun Betiring, Gresik, Jawa Timur.
Ketiga jamaah itu ditahan setelah diketahui membawa uang dalam bentuk dolar AS, euro, dan riyal, dengan jumlah melebihi ketentuan pihak imigrasi Arab Saudi yaitu sebanyak 60.000 riyal Arab Saudi.
“Batas maksimal uang tunai yang diperbolehkan untuk dibawa dalam penerbangan adalah Rp100 juta,” katanya didampingi Drs H Mahsun Zain Kahumas Kanwil Kemenag Jatim.
Sakur yang juga Sekretaris PPIH Debarkasi Surabaya itu menambahkan kesembilan haji asal Jatim yang masih tertinggal di Arab Saudi itu menjadi tanggung jawab PPIH Arab Saudi dan perwakilan KJRI di Arab Saudi.
“Yang jelas, tanggung jawab kami sudah selesai dengan datangnya kloter terakhir dari Probolinggo yang berjumlah 325 orang itu. Alhamdulillah, 95 persen haji di sini puas. Untuk evaluasi musim haji berikutnya adalah masalah visa yang sempat tertunda akan kami bicarakan dengan perwakilan Arab Saudi di Jakarta,” katanya.
Secara terpisah, Nurhari dari Probolinggo mengaku puasa dengan pelayanan haji dari Tanah Air hingga ke Tanah Suci dan kembali lagi. “Saya dan istri sangat senang, rasanya kami ingin kembali ke sana (Tanah Suci),” katanya.(ant/iss/fik)