Pemberangkatan kloter terakhir Jemaah Calon Haji (JCH) dari Indonesia sudah selesai sejak Selasa (6/9/2016) dini hari.
Kloter 74 Embarkasi Solo yang terdiri dari hampir 300 jemaah dan lima petugas kloter telah mendarat di Bandara Jeddah. Sedangkan kloter terakhir dari Embarkasi Surabaya Kloter 64 dari Probolinggo juga sudah tiba.
Dalam rilis yang dikeluarkan Media Centre Kantor Urusan Haji Daerah Kerja (Daker) Mekkah, sejak pemberangkatan 9 Agustus 2016 lalu, pada Rabu (7/9/2016) sejumlah 154.441 JCH dan 1.915 petugas yang tergabung dalam 387 kloter telah berada di Mekkah.
Mereka mempersiapkan diri untuk ibadah Armina yang akan dilakukan mulai Minggu, 11 September 2016 mendatang, dimulai dengan wukuf di Padang Arafah, mabid di Musdalifah dan lontar jumroh di Mina.
Sementara itu, Lukman Hakim Saifudin Menteri Agama, Selasa sore dalam tinjauan ke lokasi Armina, meminta kepastian dari Muassasah terkait fasilitas untuk jemaah Indonesia.
Yang termasuk disoroti adalah listrik, kekuatan tenda, katering, ketersediaan air dan toilet. Menteri Agama minta supaya Muassasah memastikan kekuatan tenda di Arafah agar tidak sampai ambruk kalau terjadi angin kencang seperti yang pernah terjadi tahun lalu. Kemudian tentang pasokan listrik dan air, juga jadi perhatian. Tentang toilet, Menteri Agama minta agar pembagian WC untuk jemaah perempuan lebih diperbanyak karena biasanya jemaah perempuan akan lebih lama menggunakan toilet daripada laki-laki.
Pasokan listrik di Mina juga diminta Menteri Agama agar tidak sampai padam karena jaringan yang digunakan selama ini bersifat portable atau darurat. Pemerintah Indonesia pernah mengajukan pembangunan jaringan listrik permanen untuk tenda-tenda jemaah Indonesia, tapi oleh Pemerintah Arab Saudi tidak dikabulkan.
Menteri Agama juga menyorot soal transportasi dan meminta Muasassah untuk memastikan jumlah bus tersedia cukup. Sopir juga memiliki pengetahuan tentang rute dan arus lalu lintas selama mabit di Musdalifah bisa diatur dengan baik, mengurangi terjadinya kemacetan selama proses evakuasi ke Mina.
Di sisi lain, Menteri Agama juga minta Muasassah memastikan proses produksi makanan, cita rasa dan distribusinya pada jemaah haji Indonesia, bisa dipertahankan selama layanan di Madinah dan Mekkah selama ini. Di Mina nanti, dapur yang didirikan tidak diperbolehkan menggunakan gas untuk mengantisipasi kebakaran sehingga menggunakan kayu bakar.
Rencananya nanti dalam proses wukuf di Padang Arafah, Menteri Agama akan ikut bergabung dengan para jemaah haji Indonesia sebagai Amirul Hajj.(edy/iss/ipg)