Kesehatan, kebugaran fisik dan kesiapan mental sangat diperlukan untuk melaksanakan ibadah haji. Sepekan setelah tiba di Mekkah, Arab Saudi, sebanyak 12 jemaah calon haji harus mendapat perawatan di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI).
Dari jumlah tersebut, pasien penyakit jantung dan pernapasan mendominasi instalasi rawat inap.
“Pasien yang dirawat di KKHI sebanyak 12 orang. Paling banyak karena gangguan pernafasan dan jantung,” kata dr Ika Nurfarida, di Mekkah, Selasa (23/8/16), seperti dilansir Antara.
Enam jemaah calon haji yang diketahui punya penyakit jantung langsung dirujuk ke Rumah Sakit Arab Saudi di Mekkah, dan satu pasien dirawat karena terdeteksi mengidap kanker.
“Sebagian besar pasien memiliki penyakit bawaan dari tanah air, seperti hipertensi, diabetes atau asma. Faktor kelelahan dan kondisi cuaca di sini jadi pemicu utama kambuhnya penyakit tersebut,” imbuhnya.
Data sementara Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu Kesehatan (Siskohatkes) menunjukkan bahwa mayoritas jemaah meninggal dunia karena penyakit yang berhubungan dengan jantung atau penyakit kardiovaskuler.
Sedangkan untuk jemaah dengan risiko gangguan pernapasan, dr Roni Permana menyarankan agar menghindari aktivitas berlebihan di luar ruangan untuk mencegah paparan debu yang dapat memicu infeksi saluran pernapasan. Selain itu, dia juga menganjurkan jemaah yang telah memiliki penyakit bawaan, rajin meminum obat.
KKHI Daker Mekkah beranggotakan 241 orang tenaga kesehatan, terdiri atas 18 dokter spesialis antara lain penyakit dalam, paru, saraf, jiwa, bedah, anestesi, dan jantung, 29 dokter umum, satu dokter gigi, 18 ahli sanitasi dan surveilans, 13 apoteker, 72 perawat, dua tenaga gizi, satu rekam medis, dua petugas laboratorium, satu elektromedis, satu petugas rontgen, serta dua tenaga siskohatkes, dan dua tenaga administrasi. (ant/rid/rst)